Mohon tunggu...
Erfano Nalakiano
Erfano Nalakiano Mohon Tunggu... -

Erfano Nalakiano adalah nama pena dari guru yang berdedikasi di Sekolah Alam Bogor. Menulis, membaca dan bernyanyi adalah bagian hidupnya yang tak bisa terpisahkan!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perjuangan Hidup Muhammad Syaamil Al Fatih (Oleh: Pingky Ari Wijaya Guru Sekolah Alam Bogor)

13 Juni 2010   10:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:34 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PERJUANGAN HIDUP MUHAMMAD SYAAMIL AL FATIH (Oleh : Pingky Ari Wijaya: Guru Sekolah Alam Bogor) Pada tanggal 1 April 2010, Alhamdulillah istri saya melahirkan anak ke-4 secara normal di rumah praktek seorang Bidan. Sungguh perjuangan yang luar biasa karena selama 3 hari 2 malam istri saya mengalami kontraksi tiada henti namun Sang Bayi belum juga mau keluar. Sampai akhirnya Bidan memberikan induksi agar rahim terus berkontraksi namun pembukaan pun tidak bertambah sampai akhirnya Bidan mengatakan jika sampai pukul 2 pagi bayi belum lahir juga maka harus segera dirujuk ke RS. Saya terus berdoa agar istri saya dapat segera melahirkan secara normal karena jika harus dirujuk ke RS biasanya dokter akan segera memberikan tindakan untuk cesar sedangkan biaya untuk Cesar pasti akan sangat besar. Sampai akhirnya, sebelum pukul 2 pagi istri saya mengalami kontraksi yang hebat sehingga bayi dapat terlahir dengan selamat. Bayi yang dilahirkan pada saat itu kondisinya tidak menangis, namun dengan cepat lendir –lendir yang menyumbat di hidung dan mulut bayi segera dibersihkan sehingga tidak lama kemudian bayi pun mulai menangis. Bayi yang dilahirkan mengalami kelainan secara fisik, hal ini terlihat pada bentuk kaki yang tidak sempurna dan keluar benjolan disekitar perut dan pusar, dan kelamin bayi terbentuk tidak sempurna/kelamin ganda. Pasca melahirkan ternyata istri saya mengalami pendarahan hebat dan dengan segera Bidan langsung memberikan pertolongan namun ketika terjadi pendarahan kedua Bidan tidak menyanggupi sehingga harus segera dirujuk ke RS terdekat. Saat itu saya bingung bagaimana membiayai istri dan anak saya jika nanti dirawat disana. La hawula wa laa quwwata, akhirnya saya membawa istri dan anak saya dan ditemani bidan untuk membawanya ke RS Azra. Setelah masuk ke UGD istri dan anak saya segera ditangani oleh dokter. Istri masuk ke ruang bersalin, namun anak saya masih ada di ruang UGD. Setelah di diagnose oleh Dokter Anak ,anak saya yang bernama Muhammad Syaamil Al Fatih ternyata mengalami NCB, SMK, multiple konginetal anomali. Dengan banyaknya kelainan tersebut Syaamil harus dirawat di RS tersebut. Baru satu hari dirawat di Ruang Rawat Bayi, Syaamil mengalami gagal nafas sehingga harus masuk ke NICU (Neonatal ICU), karena Syaamil mengalami gagal nafas sampai 2 kali akhirnya Dokter curiga khawatirnya ada kelainan juga di jantungnya sehingga harus di scan. Dari hasil scan menunjukkan bahwa Syaamil memang mengalami kelainan jantung, namun hasil scan tidak memberikan gambaran jelas sehingga Syaamil harus di scan Echo. Dokter menyarankan agar Syaamil bisa segera dirujuk ke RSCM atau RS Harapan Kita Jakarta. Pada tanggal 6 April 2010, pukul 24:00 petugas dari RSAB Harapan Kita tiba di RS Azra setelah 2 jam mengobservasi saya di panggil masuk, kemudian dokter dari RSAB mengatakan bahwa ada kemungkinan resiko meninggal dalam perjalanan karena kelainan Syaamil yang multiple kogenital tersebut. Namun saya yakin bahwa apapun yang terjadi nantinya saya akan tetap berusaha yang terbaik untuk Syaamil sehingga kalaupun hal terburuk terjadi saya sudah berikhtiar yang terbaik untuk Syaamil. Jam 02 : 30 Syaamil berangkat menuju RSAB Harapan Kita , saya tak henti-hentinya berdzikir Subhanalloh walhamdulillah walailla ha illalah wallahu akbar mengharap perjalanan ini selamat sampai di RSAB. Alhamdulillah Syaamil akhirnya sampai di RSAB Harapan Kita. Setibanya disana Syaamil masuk ke Ruang ICU RSAB Harapan Kita, setelah didiagnosa oleh Dokter Anak dan Dokter Jantung Anak ternyata Syaamil mengalami Hypospadia, Calffus, Omphalocelle, dan kelainan jantung bocor, ada yang tersumbat dan ada pembuluh darah yang tidak pada tempatnya. Dengan kondisi seperti itu akhirnya dokter memutuskan untuk memindahkan anak saya ke RS Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPD HarKit) supaya bisa dirawat lebih intensif karena kondisi jantungnya harus segera ditangani secara serius agar dapat bertahan hidup. Selama dirawat di RSAB Harapan Kita, Syaamil telah diuji kromosom, Alhamdulillah dari hasil uji kromosom diperoleh data bahwa penyakit Syaamil bukan karena kelainan kromosom tapi karena kelainan bawaan sejak lahir sehingga dokter mengatakan kepada saya, insyaAllah 95% penyakit ini bisa disembuhkan namun memang membutuhkan proses yang panjang asal kita mau bersabar. Dan dari uji kromosom itu pula diperoleh data bahwa Syaamil berjenis kelamin laki-laki. Mendengar hal itu saya sangat bersyukur sekali, ternyata harapan itu masih ada. Saya harus terus berikhtiar mencari dana untuk biaya operasi dan perawatan Syaamil, dan tak lupa berdoa untuk kesembuhannya. Alhamdulillah, dana bantuan untuk Syaamil terus mengalir sehingga saya dapat membayar biaya perawatan di RS Azra dan RSAB Harapan Kita sebesar 33 juta. Namun saya kembali dihadapkan pada kesulitan biaya saat Syaamil jadi dipindahkan ke RSJPD Harapan Kita. Dengan penuh keyakinan, saya yakin bahwa Allah SWT tidak akan membiarkan hambaNya sendirian, pasti Allah akan membukakan jalan untuk kesembuhan anak saya. Dan saya yakin bahwa Allah tidak akan menguji seorang hamba di luar kemampuannya. Berlandaskan hal itu saya akan terus berjuang. Pada tanggal 8 April 2010, Syaamil masuk ke ruang ICU khusus anak di RSJPD Harapan Kita kemudian di scan Echo kembali supaya dapat dilihat lebih jelas permasalahan jantungnya seperti apa. Dari hasil scan Echo menunjukkan bahwa Syaamil mengalami kelainan jantung dimana hasil diagnose Dokter disebut Dextroposition of aorta (PDA, VSD). Dengan kondisi tersebut salah satu cara untuk mempertahankan hidupnya adalah dengan jalan Operasi dengan membuat saluran baru/Post BT shunt. Tindakan operasi sangat membutuhkan biaya yang cukup besar karena untuk mengoperasi jantungnya saja mecapai ±50jt dan untuk operasi Omphalocelle nya mencapai ±20jt belum termasuk biaya perawatan di ICU yang mencapai ±3jt per harinya . Saat itu saya bingung, dengan cara apa saya harus membiayai operasi anak saya?? Alhamdulillah beberapa teman telah memberikan dana bantuan untuk uang muka operasi dan ada teman saya yang memberitahukan kepada saya untuk meminta bantuan kepada Pemerintah Daerah Kota Bogor. Segera lah saya memberitahukan istri saya di Bogor untuk mengurus surat -surat sebagai prasyarat permohonan. Walau sebetulnya saya tidak tega menyuruhnya karena kondisi istri saya yang masih lemah pasca pendarahan. Alhamdulillah setelah berkas-berkas lengkap, Syaamil mendapatkan surat jaminan dari Dinkes Kota Bogor sebesar 50% dari total pembiayaan. Pada tanggal 16 April 2010, Syaamil dioperasi dengan dua tindakan operasi dimana yang pertama adalah mengoperasi bagian perutnya yang menonjol (Omphalocelle) dan yang kedua membuat saluran / Post BT shunt pada jantungnya. Alhamdulillah operasi berjalan lancar dari pukul 08.30 - 14.30 WIB. Setelah 1 hari pasca operasi kondisi Syaamil mulai sadar dan kondisinya semakin membaik walaupun masih dirawat di ICU. Namun 2 hari kemudian Syaamil muntah-muntah, perutnya kembung dan tidak BAB. Setelah diperiksa oleh dokter ada kemungkinan Syaamil bermasalah di pencernaan pasca operasi. Akhirnya dokter memutuskan Syaamil harus dioperasi ulang dengan kata lain perutnya harus dibuka kembali. Mendengar keputusan dokter saya lunglai karena saya tidak tega melihat bayi sekecil itu harus menjalani beberapa kali operasi.Saya pun menyetujui untuk dilakukan tindakan operasi kedua di perutnya. Tanggal 23 April 2010, Syaamil dioperasi perutnya untuk kedua kalinya. Alhamdulillah operasi berjalan lancar, saya berharap kondisi perut Syaamil terus membaik. Pasca operasi dokter mengatakan bahwa usus Syaamil lengket hal itulah yang menyebabkan dia kembung, sering muntah dan susah BAB. Setelah 2 minggu setelah operasi perut yang kedua, dokter mulai focus untuk menyapih Syaamil dari Ventilator, ketika ventilatornya di coba untuk di lepas belum sampai 30 menit wajah Syaamil terlihat merah menghitam bibir dan tangan membiru ternyata Syaamil tak kuat bernafas spontan sendiri, namun dokter tak mau menyerah seminggu setelahnya di cobalah untuk yang kedua kalinya namun belum sampai 1 jam seluruh badan Syaamil membiru tak kuat bernafas spontan akhirnya dokter menyarankan agar Syaamil di x-ray di dadanya, ternyata setelah melihat hasil x-ray dokter mengatakan bahwa tulang dada Syaamil renggang kemungkinan ada jahitannya yang lepas ketika operasi jantung pertama kali. Saya harus terus bersabar dalam menghadapi ujian ini karena apapun yang telah Allah berikan pastilah yang terbaik untuk hambanya. maka pada tanggal 7 Mei 2010 Syaamil dioperasi ulang di dadanya Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan kondisi Syaamil terus membaik. Namun ternyata masih ada cobaan lain lagi yang menimpa Syaamil pada hari kamis tanggal 3 juni 2010 Syaamil mengalami muntah2, perut kembung dan belum BAB sampai hari senin 7 Juni 2010. Setelah di konsultasikan dengan dokter bedah anak, dokter tersebut mengatakan bahwa Syaamil mengalami perlengketan lagi pada ususnya maka tindakan operasilah jalan keluarnya Insya Allah hari selasa tanggal 8 Juni 2010 Syaamil akan di operasi di bagian perutnya, namun pada hari H operasi perutnya tidak jadi dilakukan karena Alhamdulillah Syaamil dapat BAB secara normal. Sungguh sebuah keajaiban karena detik-detik menjelang operasi, Allah memberikan keputusan lain. Saya terus berfikir bagaimana caranya mendapatkan dana yang 50% lagi karena biaya operasi dan perawatan sampai tanggal 6 Juni 2010 sudah mencapai 212jt-an. Angka yang cukup mengangetkan bagi saya karena dari mana saya harus membayar biaya tersebut?? Berbagai Lembaga telah saya coba masukkan proposal, baru 3 lembaga yang telah mencairkan dananya dan sebagian lagi sampai saat ini masih belum ada kejelasan. Dana yang telah cair pun masih kurang untuk menutupi biaya di RS tersebut dan sampai hari ini biaya RS terus berjalan. Semoga dengan adanya gambaran tentang kondisi Syaamil saat ini dapat menggugah hati Bapak/Ibu yang ingin menyalurkan dananya untuk membantu biaya operasi dan biaya perawatan Syaamil. Donasi dapat disalurkan melalui rekening BCA Cabang Bogor dengan nomor 0952672043 a.n Pingky Ari Wijaya, BSM Cabang Bogor dengan nomor 0167146263 a.n Pingky Ari Wijaya QQ M. Syaamil Al Fatih atau bisa melalui RSJP Harapan Kita dengan nomor MR 2010287639 a.n M. Syaamil Al Fatih. Jazakumullah khairan katsir atas bantuannya, semoga Bapak/Ibu mendapatkan sebaik-baik balasan dari Allah SWT . Amin. Tertanda Pingky Ari Wijaya Perum Taman Kenari Blok A2 No. 10 Kel. Ciluar Bogor Utara 16156 No telp/ HP : 0251-8420369/ 081932534344

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun