Mohon tunggu...
Erfano Nalakiano
Erfano Nalakiano Mohon Tunggu... -

Erfano Nalakiano adalah nama pena dari guru yang berdedikasi di Sekolah Alam Bogor. Menulis, membaca dan bernyanyi adalah bagian hidupnya yang tak bisa terpisahkan!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Nias Island, dari Bentor Hingga Pesona Danau Toba

29 April 2010   07:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:31 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perjalanan menuju ke bandara Polonia Medan memakan waktu ± 2 jam. Sesampainya di Bandara Polonia, kami belum benar-benar merasa di Medan. Namun setelah mendengar beberapa orang di bandara mulai bercakap-cakap, barulah kami benar-benar telah merasa ada di Medan. Logatnya itu loh yang begitu kental dan tentu saja keras volumenya hihihi

Usai mengambil barang dan koper, kami beralih untuk check in pesawat ke Gunung Sitoli, Nias. Pesawat akan diberangkatkan jam 14.45. Berarti usai check in, kami masih punya waktu untuk makan siang dan tentu saja berkeliling Kota Medan.

Usai makan di sebuah restoran cepat saji. Kami memanggil Bentor yang merupakan singkatan dari becak motor. Perpaduan antara motor dengan becak ini mampu membawa 3 orang penumpang sekaligus. Kami menyewa 3 bentor, dua bentor digunakan masing-maisng untuk 2 orang. Sedangkan satu bentor digunakan untuk 3 orang. Dan aku kebagian duduk di belakang supirnya.

Seru Jadi Guru

Kami berkeliling-keliling Kota Medan, suhu berada di kisaran 280 Celcius karena mendung menyelimuti. Beberapa jalan di Kota Medan kami lalui, aku seperti merasa di Bandung jika berjalan-jalan di kota ini karena sejuk dan bangunannya yang mirip dengan bangunan di Bandung. Saat melewati sebuah jalan tempat Istana Maimun bermukin aku girang bukan kepalang. Bagaimana tidak, Istana Maimun yang hanya aku lihat di televisi dan internet dapat kusaksikan secara langsung. Meskipun tak turun.

Saat mengambil foto Istana Maimun, tiba-tiba dompet kameraku terjatuh. Aku tidak menyadari sebelum pengendara bentor yang lain meneriaki. Barulah aku tersadar saat menengok ke belakang. Dengan langkah agak malu aku mengambilnya, dompet kamera yang mirip dengan dompet biasa. Duh, ……

Puas berkeliling saatnya kembali ke Bandara Polonia, setelah menunggu satu jam lebih. Petugas menyuruh kami untuk masuk ke dalam bus dan menaiki pesawat fokker menuju ke Bandara Binaka, Gunung Sitoli Nias. Suasana yang tadinya mendung kini telah cerah.

Berbeda dengan pesawat yang membawa kami dari Jakarta ke Medan, pesawat fokker terbang lebih rendah sekitar 12 ribu kaki. Dengan begini kami dapat melihat pemandangan Sumatera Utara yang luar biasa indah jika dilihat dari bawah. Pepohonan, sungai-sungai dan jalan-jalan yang telihat mengecil jika dilihat dari udara. Seperti maket yang dibuat anak-anakku waktu TKB.

Saat akan mengunjungi Nias, aku sempat menghubungi temanku yang berasal dari Medan. Bertanya bagaimana perjalanan menuju ke Nias? Maka ia akan bercerita bahwa perjalanan ke Nias akan mempertemukan kita pada Danau Toba dan Pulau Samosir. Sambil menunggu harap-harap cemas aku berharap Danau Toba akan kutemukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun