Mohon tunggu...
Erfano Nalakiano
Erfano Nalakiano Mohon Tunggu... -

Erfano Nalakiano adalah nama pena dari guru yang berdedikasi di Sekolah Alam Bogor. Menulis, membaca dan bernyanyi adalah bagian hidupnya yang tak bisa terpisahkan!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

My Name Is Khan and I’m Not A Terrorist!

25 Maret 2010   08:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:12 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kisaran tahun 90-an adalah era kejayaan film-film Bolywood yang beredar di Indonesia. Hampir setiap hari dipastikan ada film India yang tayang di stasiun televisi. Saat itu setiap pagi TPI gencar menayangkan film India.

Saat itu film-film Bolywood yang ada lebih banyak action. Durasinya pun tak tanggung-tanggung 3 jam. Seperti ciri khas film Bolywood dipastikan akan ada joget-jogetnya (di antara pepohonan lagi), nyanyinya, dan ciri khas yang lain ‘lebainya India banget’ (dipukul ratusan kali gak mati-mati he…he…).

Masuk ke penghujung tahun 90-an, film India tak didominasi lagi film-film action. Sisi drama lebih ditonjolkan. Kesuksesan ini dimulai dari film India yang fenomenal, Kuch-Kuch Hota Hai. Kehadiran Kuch-kuch Hotai Hai membuat orang-orang terkena sindrom Anjali dan Rahul. Film yang dibintangi oleh Shah Rukh Khan dan Kajol ini mampu menembus box office tidak saja di India tapi di Eropa, Australia, Asia dan tentu saja Indonesia.

Semenjak Kuch-kuch Hota Hai, film-film India marak diputar. Kajol dan Shah Rukh Khan pun kembali membintangi Film Kabhi Kushi Kabhi Gham yang juga sukses mendatangkan air mata dan uang.

Masuk ke tahun 2005, film India sudah jarang tayang di Indonesia. Publik Indonesia terbius dengan serial-serial buatan Korea dan Taiwan. Sedangkan film India mulai terlupakan.

Di penghujung tahun 2009 dan awal tahun 2010, publik dikagetkan dengan dua film India yang suksesnya luar biasa. 3 Idiots dan My Name Is Khan… Khusus My Name Is Khan (MNIK), film ini kembali mempertemukan duet hebat Shah Rukh Khan dan Kajol, yang dirasa sudah lama tidak akting bareng!

Cerita MNIK, dibuka dengan flash back yang mengisahkan perjalanan Rizwan Khan (Shah Rukh Khan) yang mengidap sindrom Asperger dalam menemui sang presiden Amerika. Kisahnya bersama orang yang dicintai Mandira (Kajol) berturut-turut terasa begitu kocak, haru dan penuh makna.

Selama 2,5 jam, film ini mengalir begitu apik. Rizwan yang memiliki pendirian teguh akan agama dan tingkah lakunya. Membuat perjalanan yang dilalui Rizwan benar-benar menggugah dan memberi arti. Berbeda dengan film India kebanyakan film ini tak ada tarian dan nyanyian dari tokoh-tokohnya. Meskipun demikian Karan Johar yang berperan sebagai sutradara mampu membuat film ini terasa begitu berkelas.

Akting pemain, Shah Rukh Khan dan Kajol benar-benar memiliki chemistry yang kuat. Aktingnya yang berperan sebagai anak yang terkena sindrom Asperger patut diacungi jempol. Shah Rukh Khan mampu mendatangkan air mata dan tawa. Untuk akting Kajol tak kalah luar biasa, Kajol mampu mengeluarkan akting terbaiknya. Terlebih saat ia harus kehilangan sang anak tercinta. Miris dan sedik sekali!

Film ini memiliki banyak pesan, terutama untuk umat beragama di Amerika terkait dengan pandangan miring akan umat Muslim pasca bom 9 September. Selain itu film ini begitu menyentuh dari sisi drama dan kehidupan anak autis tentunya. Bagaimana perlakukan sang ibu Rizwan dalam mendidik anaknya. Bagaimana orang-orang di sekitar saat melihat anak autis. Luar biasa! Begitu menggugah! Bagi yang belum terlalu banyak berinteraksi dengan anak autis mungkin biasa saja, namun yang sering berinteraksi seperti saya. Waduh, saya menangis bombai karenanya. Tokoh Rizwan mengingatkan saya pada anak-anak autis yang ada di kelas!

Selain bercerita tentang teroris, dunia Islam, anak autis, film ini juga bercerita tentang perjuangan dan cinta kasih. Tentang kesejatian dalam mencinta seseorang yang jika dari hati maka hati jugalah yang menerimanya.

Kata-kata yang akan selalu dikenang di film ini adalah bahwa manusia di dunia ini hanya ada dua jenis yaitu baik dan buruk. Dan yang paling diingat setiap kali Rizwan bertemu dengan orang-orang yang ‘mencurigai’nya maka dia akan berkata, “My name is Khan and I’m not a terrorist!”

Menontonlah! Karena akan banyak hikmah yang bisa dirasa!

Salam Seru Jadi Guru!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun