Mohon tunggu...
Erfano Nalakiano
Erfano Nalakiano Mohon Tunggu... -

Erfano Nalakiano adalah nama pena dari guru yang berdedikasi di Sekolah Alam Bogor. Menulis, membaca dan bernyanyi adalah bagian hidupnya yang tak bisa terpisahkan!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Wildan Rabbani: Potret Pendidikan Indonesia!

4 Mei 2010   15:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:25 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Gegap gempita UN SMU berangsur-angsur terlewatkan. Puluhan ribuan siswa merasa bahagia karena dinyatakan lulus sedangkan puluhan ribuan lainnya harus menelan pil kecewa karenaharus mengulang. Kejadian-kejadian akibat hasil UN pun membuat kita menggeleng-geleng!

Siswa yang mengulang telah merasa dirinya benar-benar tidak lulus. Hingga ekspresi seperti histeris, menangis, merusak sekolah, hingga bunuh diri terjadi. Para remaja yang labil tersebut belum dapat menerima keputusan hasil UN.

JIka ditilik memang UN tak harus menjadi sandaran kelulusan siswa. Apalagi jika standar nilai disamakan setiap sekolah di semua propinsi. Padahal kita tahu fasilitas, kualitas guru setiap sekolah berbeda. Jadi jangan heran jika Nusa Tenggara Timur dan Gorontalo yang memegang rekor ketidaklulusan paling banyak.

Baiklah! Tulisan ini tak akan membahas lebih lanjut mengenai UN lagi. Karena sudah seringkali dibahas di blog ini. Namun hasil UN kemarin menyisakan potret lain yang memang sering terjadi di Indonesia. Potret anak yang pintar yang harus rela tak melanjutkan pendidikan karena biaya, Potret klise namun kerap kali terjadi!

Adalah Wildan Rabbani, seorang siswa peraih nilai UN terbesar di Jawa Timur yang bimbang melanjutkan ke perguruan tinggi. Bukan karena terlalu banyak memilih perguruan tinggi, akan tetapi karena biaya yang tidak memadai.

Bayangkan nilai Wildan dari mata pelajaran yang dujikan paling kecil mencapai angka 9,00 dan terbesar adalah nilai sempurna 10. Luar biasa….namun kecerdasan Wildan tak dibarengi dengan ekonomi yang tinggi.

Di Indonesia tak sedikit orang yang seperti Wildan, berprestasi dan cerdas. Namun karena tak bersahabat dengan ekonomi. Banyak lulusan yang akhirnya menjadi kuli bangunan atau malah menjadi Office Boys. Jika dibilang sayang, sayang sekali……

Sebenarnya banyak perusahaan/instansi yang sudah memberikan beasiswa kepada anak-anak bangsa yang berprestasi. Mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Namun beasiswa tersebut rasanya tak mencukupi untuk kebanyakan siswa yang berprestasi. Bahkan yang membuat miris beberapa beasiswa tak menemui sasaran yang tepat, orang-orang yang berada memperoleh beasiswa tersebut. Parahnya lagi beasiswa tersebut tak digunakan untuk pendidikan namun untuk hura-hura.

Selain beasiswa uluran dana dari para dermawan juga bisa diandalkan. Namun sayang dermawan di Indonesia tak seberapa dibandingkan dengan anak-anak yang cerdas nan berprestasi. Jika pun ada banyak para dermawan. Mereka adalah dermawan musiman yang datang di saat kampanye pemilu…..Potret buram! Karena setelah terpilih atau tidak terpilih, para politikus itu akan lupa segera.

Jika para politikus yang memiliki uang cukup banyak, artis dan para pesohor yang bertaburan uang juga para pengusaha yang makin gilaa kayanya mau menyisihkan uang mereka. Barangkali para anak bangsa yang pintar tersebut dapat tertolong untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Dengan begitu nasib bangsa ini dapat bangkit dengan adanya orang-orang yang pintar dan cerdas! Walau tak jadi jaminan! Namun setidaknya anak bangsa yang mampu sekolah karena bantuan, dapat menyadari bahwa jika saatnya mereka menjadi “orang”. Mereka akan menjadi garda terdepan untuk anak bangsa yang juga berprestasi namun tak mampu. Jika ini terwujud alangkah indahnya pertolongan estafet yang mewujudkan pendidikan yang lebih baik! Tentu saja untuk Indonesia yang lebih baik!

Salam Seru Jadi Guru!

Selamat Hari Pendidikan Nasional….”Mari bangkit negeri ini!”

Picture by: http://unic77.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun