Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selumbar Kematian

26 Mei 2016   22:04 Diperbarui: 26 Mei 2016   22:19 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: artwallpaperhi.com

Dari bibir – bibir samudera, ketika kakiku kangkangi  bumi ini

dengan sebilah pedang keadilan menghunus , untuk merobek  selaksa matimu

tapi bukan untuk mengayunkan seribu luka yang  pernah terucap

jika hanya lidah yang bertutur dengan serapah  di batu nisan

Bila langit adalah kawanan hipotesis dengan menduga- duga mimpi

yang engkau raih di tebing – tebing yang runtuh sehabis amuk derau hujan

tanah  - tanah merah tak menerima sekumpulan domba – domba dungu

yang hidup bersama  picing mata  di  bukit tandus  tepian ngarai

 Selagi bisa bernafas dengan pekik halilintar dan  mencoba raih kemenangan

aku tak pernah beranjang ke  tepian senja yang penuh cinta dan duri

sebab aku berdiri dengan iga – iga terburai, kusuk menjeda doa- doa ampunanmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun