Kita adalah sekawanan kata
yang menari – nari di ujung mata pena
dari tangan yang dilecut mimpi  kaum gemawan
dan tak pernah mati dihalau batang –batang cendawan
kita sekumpulan awan berarak liar
mencari dirinya di atas angkuh bersabung petir
sambil  mentitiskan hujan pada debu –debu jalanan
dan setumpuk nalar menjalar membedah logika
dari sekian musim yang gugur menimpa kerak bumi
hanyalah sekonyong  cerita memberitakan dengusan pikiran
hakekat menghakimi  untuk satu nafas yang masih panjang kelam