Aku tertunduk  tengadah kudus pada langit sisakan malam
dentang lonceng dari serambi salomo  memanggil  pulang
jiwaku  bebal sehabis  menenun dunia yang  lekang
kian rapuh dalam jejak  yang  ku tuju
Dentang  itu semakin bertalu,  tidurku jeda menyarungkan  mimpi
pada hamparan padang – padang tandus  yang sedang  gembalakan
sekawanan domba untuk makan  segala syukur dan nikmat
sebab tanpaMu aku  tak pernah melangkah, sejauh nol kilometer
Bibirku bermadah  puja  pada coretan  putih minggu subuh
dengan jiwa  ungkapkan syukur, kepadaNya-lah  aku merunut
segala ucap ku tuangkan ampun, sebab merah kirmizi noda melumur