Mereka sudah usai berkerumun
Seharian menggegap gempita laksana gemuruh gurun
Langit – langit tuhan seakan mau runtuh terhambur
Gedung – gedung menjulang remuk penuh genangan liur
Tersisa bangkai suaranya parau kedut menggerus
Lidah api menjalar, membakar membungkam logika
Bidak – bidak hanya sejengkal, sepikir selangkah
Terbelenggu pongah, picik ataukah idiot yang gagal
Membuat tanah yang damai ini serupa dajal
Angkara kau anggap“bisa”, menyulut merupa perlombaan
Pucuk nurani kita mendedah