Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Jeritan Rapsodi

13 November 2016   06:11 Diperbarui: 13 November 2016   08:18 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menuggu fajar mekar ditilam surya pagi yang rekah

Dibangku tua sepi aku menderik tubuh dengan rebah

Sambil menanak sisa embun semalam yang hampir keriting

Seutas benang merah menyasar ruas jiwaku tak elok dipandang  getir



Menunggu sang madah melantunkan gema Minggu penyejuk ujar

Dengan jeritan rapsodi ku dentangkan lonceng menyebutMu  “Tuhan

Pada  keyakinanku aku diderau hujan dan kilapan surya memiting, namun

Mensyukurkan nikmat pemberian napasMu  yang terurai sepanjang umur



Satu persatu mengungkap dosa ini dalam bejana rumahMu Kudus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun