Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pusara Sang Penyair

24 Juni 2016   23:06 Diperbarui: 24 Juni 2016   23:21 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sedangkan bukit itu berhulu murung

apalagi seorang penyair  bersulur bulur

seujung rambut pun dijulur makna

hingga  mati pun kau kupas kata

tak ada kata yang menjadi  makna

sebab hidup hanyalah helaan fana

tiada  hidup tanpa sebuah hakiki

hanyalah kata yang kelak dimiliki

hidup hanyalah sebuah karya

bukan karya yang menjadikan hidup

mati  pun adalah sebuah karya

sebab mati adalah keabadian kata

pusara sang penyair masih tetap berkata

pada jejak yang kelak kita berkaca

helaan nafasnya masih berdegub jiwanya

tapaknya berjejeran di liang titimangsa


@rskp. 24062016,,,       jkt

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun