Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angin Yang Mendesih

1 Juni 2016   20:49 Diperbarui: 1 Juni 2016   22:20 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://lh3.googleusercontent.com/-vGiSpWR6O_plant

Aku yang duduk terpatung  pada ruas senja

sambil memintal  awan yang mengkisut dalam sekam

jiwaku terpendam dalam malam yang kelam

susur  sepanjang  hati yang kian bindam

mengapa; angin itu kian mendesir  pada ruang – ruang sepi

semilirnya mendesih hampir berbisik pada ranting yang letih

aku hanya mendengar lewat desik daun dilubuk hati  berderit

serupa malam  tentang  selarik elegi cinta yang kecut  mengeriap

Ah, mungkin sebuah ilusi yang datang menjenguk rindu

lantaran kemarin ada semusim angin yang gemuruh di dada

gugur dalam jejak temaram, bisiknya merayu,  mendayu – dayu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun