Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Masih Ada Tuhan Di Saku

28 Maret 2015   13:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:52 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

******

Detak jantung berdegup

Lutut bertelut niskala waktu berteduh

Berpuja di atas lusuh menenun

Ku rundung sujud

Pada serambi bumi ini

Tak ku dengar lagi lembut cericit murai

Hanya dentuman cercah cekcok menyirik

Menaungi hari yang rebah semilir

Setiap lorong membuncah saga

Melolong merupa iblis berdekah-dekah

Serupa manusia memamah manusia

Melupa siapa hati untuk berucap

Dengan kepalan doa

Kutengking jeritan jiwa

Sebab masih ada tuhan di saku

Bila engkau terlupa, dari segala kitab

__________________________

@rskp, 28032015

ilustrasi gambar, Google+

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun