Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

*Batu Syair dan Rantau*

5 September 2014   06:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:34 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

>Dihilir malam, kukenang renung
pada tumpuk bebatuan, menggurat
mada dan syair, lalu apung
mengais diruas debu

sepanjang rantau, kujejak tanah
melolong sepanjang lorong
melaguan rintik, lalu arau
memulung dijendela rembulan


sambil membilang ,,,hilang:
:aku dirantau beteman batu syair
menengking dikolong langit pinggiran bumi
mencukupkan liurliur kering.kerontang, tandus

mengasah asa: melumat syair kehidupan
yang kemarin lupa yang esok melindap
mimpi semu anak rantau, meranting dipohon randu
:menduriduri, mendarahdarah,,,mendadadada !>
______________________________________

salam,,,,,sahabat


@rskp,04092014,,Jakarta,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun