Mohon tunggu...
Teddy Wijaya
Teddy Wijaya Mohon Tunggu... pegawai negeri -

cogito ergo sum

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dulu, Kini, dan Nanti

6 Januari 2013   12:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:27 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

rintik menetes jatuh beriring...
terhempas keras pecah berkeping...
satu terjadi dua terbilang...
lalu berlalu lekuk tak berlubang...

masa bersulam alam berganti...
emas didulang berubah besi...
mimpi menguap bersisa ilusi...
apa yang nanti menjadi kini...

rintik menguap lekuk mengering...
asa berharap laku berpaling...
angin bertiup tak tentu arah...
takut menyelusup sesal membuncah...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun