Di Indonesia,mi instan sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari dunia kuliner.Hampir semua orang menyukai mi instan.Mi instan lebih dari sekedar makanan cepat saji,mi instan itu mewujudkan konsep modernisasi dan globalisasi.
Melambangkan gaya hidup sibuk di masyarakat dengan jadwal yang padat dan waktu memasak yang terbatas,mi instan menawarkan solusi tepat untuk dunia yang serba sangat cepat ini.
Selain itu,mi instan juga mewakili keterjangkauan bagi banyak orang dengan anggaran terbatas atau sekedar mencari pilihan makan yang murah.Biayanya yang rendah membuatnya dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat.
Mi instan telah melampaui asal usulnya yang sederhana dan menjadi fenomena global.Hal ini mencerminkan perubahan gaya hidup dan kebutuhan akan kenyamanan dalam kehidupan sehari hari,baik dinikmati sebagai cemilan cepat atau sebagai hidangan lenglap.Mi instan terus mempertahankan posisinya sebagai hidangan ikonik yang menyatukan banyak orang.
Menurut efrizal (2020) Upaya untuk mengatasi bahaya mi instan menurut responden adalah membuat mi sendiri,mengurangi bumbu yang ada pada mi instan,mengganti air rebusan mi,mengurangi konsumsi mi instan dan mengkonsumsi mi instan diiringi dengan olahraga rutin.Pola makan yang sehat merupakan salah satu bentuk upaya mengatasi bahaya konsumsi mi instan.Pola makan dengan memperhatikan gizi seimbang akan dapat memenuhi kebutuhan gizi dan memberikan rasa kenyang yang kebih lama,sehingga konsumsi yang berlebihan akan berkurang.Selain itu,adanya pictorial warning label atau label peringatan berupa gambar penyakit yang disebabkan konsumsi berlebihan mi instan akan dapat mengurangi intensitas pemebelian mi instan.
Saya setuju dengan pendapat diatas,karena jika kita mengkonsumsi mi instan tetapi diimbangi dengan penambhan sayur-sayuran,telur dan mengganti air rebusan merupakan salah satu bentuk untuk mengurangi bahan bahan kimia yang terkandung dalam mi instan.Pola makan yang sehat dan olahraga yang rutin juga dapat mencegah mengkonsumsi mi instan setiap hari.
C.SIMPULAN DAN SARAN
Mahasiswa telah mengkonsumsi mi instan sejak lama dan dalam pengolahan mi instan juga ditambahkan makanan yang lain.Mahasiswa mengkonsumsi mi instan  sekitar 1-3 bungkus dalam seminggu.Penambahan bumbu lain bertujuan untuk menambah rasa yang lezat pada mi instan.Meskipun Sebagian besar mahasiswa telah mengetauhi bahaya mengkonsumsi mi instan secera berlebihan,namun tetap saja di konsumsi dengan upaya mengurangi bumbu pada mi instan,mengganti air rebusan mi,pengurangan jumlah konsumsi mi instan dan diiringi dengan olahraga yang rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Konsumsi, Perilaku, Mie Instan, Pada Remaja Di Bangka Belitung, Wiwin Efrizal, Dinas Kesehatan, Provinsi Kepulauan, and Bangka Belitung. "CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung." Ji 4, no. 2 (2021): 94--100. http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H