Kampung Adat Bena hingga saat ini ramai di kunjungi wisatawan, tercatat dalam satu tahun wisatawan yang datang bisa mencapai 20.000 jiwa (data per 2017). Pengembangan Kampung Adat Bena seharusnya di suport oleh penduduk sekitar, bila perlu dalam pengelolaanya penduduk sekitar wajib ikut berpartisipasi secara aktif. Muljadi dalam bukunya mengatakan bahwa masyarakat merupakan pelaku aktif dalam kegiatan pengembangan kepariwisataan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat itu sendiri dan kepariwisataan yang merupakan aktualisasi dari sistem ekonomi kerakyatan yang merupakan kegiatan seluruh lapisan masyarakat sebagai sumber ekonomi. Pengembangan kampung adat Bena sendiri hingga saat ini masih mengalami hambatan yang berasal dari penduduk sekitar apalagi dari para lansia yang masih kental dengan kebiasaan tradisonal.Â
Metode Penelitian
Penelitian dengan judul Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Kampung Adat Bena di Desa Tiwuriwu Kabupaten Ngada menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Adapun Sumber data yang di gunakan oleh penulis yaitu dari Data Sekunder diperoleh dari dokumen yang berkaitan dengan judul yang penulis teliti dan jurnal ilmiah sebagai perbandingan data.
Hasil Dan PembahasanÂ
Profil Kampung Adat BenaÂ
Kampung Adat Bena adalah sebuah perkampungan yang terletak di kaki gunung Inerie dan secara geografis terletak pada ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Kampung Adat Bena mempunyai luas sekitar 3 hektar dan panjang 175 meter serta lebar nya 80 meter. Kampung Adat Bena di bagi atas dua dusun yaitu dusun Bena dan dusun Bena 1, Jarak antara ibukota Kabupaten (Bajawa) dengan Kampung Adat Bena sekitar 18 km. Saat ini di destinasi wisata Kampung Adat Bena sudah menyediakan listrik dan jaringan telkomsel. Kampung Adat Bena di duduki oleh 9 (sembilan) suku (klan) yang hidup secara aman dan rukun, Kampung Adat Bena di diami oleh 69 (enam puluh sembilan) kepala keluarga dengan total penduduk nya sebanyak 369 (tiga ratus enam puluh sembilan jiwa). Kehidupan sehari hari penduduk Kampung Adat Bena menggunakan bahasa daerah Ngada, bahasa Indonesia akan di gunakan apabila ada turis yang datang berkunjung.Â
Dampak Dan Manfaat bagi penduduk setempat mengenai Kampung Adat Bena sebagai desa wisata
- Dampak dan manfaat di bidang ekonomi
Dengan adanya wisatawan yang datang ke kampung adat Bena masyarakat bisa membaca dan memanfaatkan peluang serta meningkatkan kreativitas penduduk setempat dengan membuat makanan, souvenir, maupun kain adat yang di tenun untuk di jual. Situasi ini bisa menguntungkan masyarakat setempat.
- Dampak dan manfaat di bidang sosial dan budaya
dampak dan manfaat di bidang sosial budaya ada dua bisa dampak negatif dan dampak positif, dampak negatif mengenai kampung adat Bena sebagai desa wisata yaitu bisa saja pengunjung atau wisatawan asing yang datang membawa arus globalisasi yang modern dalam artian memakai baju tali satu, celana pendek dll, hal ini sebenarnya bisa menjadi ancaman bagi anak muda yang tinggal di Kampung Adat Bena karena anak muda di kampung Adat Bena bisa saja mulai mengikuti gaya berpakaian para turis yang bertentangan dengan kebiasaan penduduk asli kampung Adat Bena. Dampak positif mengenai kampung adat Bena sebagai desa wisata yaitu penduduk mulai mengenal hal hal baru dari wisatawan, Kampung Adat Bena beserta budayanya juga bisa di kenal oleh orang luar dan keadaan dimana kampung adat bena di jadikan sebagai desa wisata bisa membuat penduduk lokal lebih kreative dan membaca serta memanfaatkan peluang yang ada. Dengan di jadikan Kampung Adat Bena sebagai desa wisata dan menawarkan budaya sebagai daya tarik pengunjung sebenarnya bisa menjadi ancaman atau bencana karena penduduk lokal  mulai menerima baik modernisasi dan meninggalkan kehidupan yang tradisonal.Â
- Dampak dan manfaat di bidang lingkungan
Dengan di jadikan Kampung Adat Bena sebagai tempat wisata, masyarakat maupun pemerintah setempat bisa lebih memperhatikan lingkungan kampung, merawat dan menata kampung adat tersebut.Â
Partisipasi Masyarakat