Mohon tunggu...
SERI WAHYUNI
SERI WAHYUNI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selalu Bersyukur

Jadilah bunga ditepi jurang, indah dipandang namun sulit digegam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suara Hati Nerlang Mengusik Jiwa

4 Maret 2021   21:00 Diperbarui: 4 Maret 2021   21:00 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Pendidikan
     Disaat pendidikan dikota sudah sangat maju dengan berbagai fasilitas yang dilengkapi Dangan segala sumber pendidik yang yang berkualitas, apalah daya pendidikan dinerlang cukup menguras air mata dan menyentuh hati. Bagaimana tidak kegiatan belajar mengajar hanya dilakukan tiga kali dalam seminggu hal ini dikarenakan tidak adanya guru tetap disana.
     
    Hanya terdapat satu sekolah dinerlang ini yaitu sekolah 07 Desa nerlang yang dibangun pada tahun 2013, dengan bangunan berukuran 3 x 9 meter yang berdindingkan papan dan beratapkan daun Rumbia. 

Sekolah ini terdiri dari tiga kelas tanpa adanya ruang kantor, WC dan ruangan pendukung lainnya. Selain itu kondisi belajar mereka diperburuk tanpa adanya kursi atau pun meja sehingga mereka harus dalam posisi tiarap untuk belajar.  
   
    Anak nerlang sungguh malang mereka tak memiliki seragam tidak pula memiliki tas seperti anak anak dikota, mereka hanya menggunakan pakaian biasa dan menggunakan kantong plastik sebagai pengganti tas mereka. 

Dari sini kita lihat dimana kah letak keadilan, bukannya semua hak harus disama ratakan. Lantas mana hak mereka! Mereka juga anak - anak Indonesia yang ingin sekolah seperti pada anak umumnya, mereka tak mau kalah dengan anak yang dikota. Mereka mempunyai semangat belajar yang tinggi namun pihak dan kondisi tidak berpihak kepada mereka, menyedihkan bukan.

    Hanisyah putri, seorang relawan pengabdi mengatakan " saya sangat menyesal ketika dulu sekolah tidak seantusias mereka, dulu mungkin ketika anak-anak di kota sana gurunya menyuruh datang sekolah jam 07.30 malah datang jam 08.00 tetapi kalau mereka berbeda, disuruh datang jam 07.30 malah datang jam 06.30 satu jam sebelum pelajaran dimulai. 

jadi melihat diri saya yang dulu ketika saya bandingkan dengan mereka saya merasa malu, dulu saya berbagai fasilitas telah dilengkapi oleh keadaan di kota dan mereka serba keterbatasan tapi antusias mereka lebih dari pada saya dan saya merasa sangat bersyukur". 

Hal ini diungkap kan dengan sepenuh hati oleh kak putri dengan melihat mata nya yang bekaca kaca menahan tangis menceritakan kondisi anak- anak nerlang.

      Sungguh perjuangan yang luar biasa yang dilakukan oleh para relawan disana untuk mengembangkan Pendidikan anak -- anak perdalaman. Mereka sanggup tinggal beberapa bulan disana dan membawa beberapa sembako dan perlengkapan sekolah seperti tas, buku, pena, pensil, dan barang -- barang lainnya.

     Satu hal yang harus kita ingat bahwa hiduplah dengan rasa syukur karena banyak diantara kita yang jauh lebih susah dari kita yang serba kekurangan. Mereka dihadapkan dengan berbagai kesulitan dalam hidup. 

Selain itu budayakanlah sikap saling membantu, jika kita orang yang berpunya maka bersedekahlah kepada orang yang tidak mampu supaya mereka juga ikut merasakan kesenangan. 

Orang -- orang nerlang ini jug memiliki mimpi seperti kita, namun hal yang mereka inginkan beum bias terwujud, mereka jauh dari keramaian sehingga mereka jauh dari pandangan pemerintah alhasil mereka tidakmendapatkan banuan yang seharusnya mereka dapatkan.

     Saran saya  kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan kondisi dan nasib penduduk yang ada dipedalaman seperti halnya desa nerlang ini, supaya mereka bisa mendapatkan hak dan merasakan hidup yang layak dan tidak merasa diabaikan oleh pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun