Mohon tunggu...
Dang Mun
Dang Mun Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Dang Mun... Bagaimana hal yang biasa menjadi luar biasa..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Birokrasi...

17 Februari 2012   02:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:33 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam kompasiana..

Lama sekali saya tidak memposting tulisan di blog ini, itu karena kesibukan saya dengan pekerjaan. Tapi walau bagaimanapun saya masih sempat membaca tulisan teman-teman yang bagus-bagus dan enak dibaca.

Birkorasi merupakan sistem pemerintahan negeri ini, mulai dari zaman orde baru sampai zaman orde reformasi semuanya hampir sama saja. Banyak lagu diciptakan oleh para seniman untuk mengkritik birokrasi negeri ini, banyak demo yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengkritik birokrat negeri ini, banyak diskusi yang dilakukan oleh para pakar dan ahli nya untuk mencari birokrasi yang ideal buat negeri ini. Birokrasi-birokrasi……..

Tahun 2009 tepatnya bulan April, saya masuk kesistim berokrasi di sebuah Kabupaten di negeri ini. Posisi sebagai pelaksana/staf di sebuah SKPD (Satuan Kerja Peranangkat Daerah) itulah posisi pertama saya di birokrasi dengan golongan hirarki kepegawaian adalah golongan III.a.

Jauh sekali beda dengan apa yang terjadi di dalam manajemen perusahaan sebetulnya, manajemen birokrasi dengan manajemen perusahaan berbeda pada orintasinya, perusahaan orientasinya keuntungan yang sebesar-besarnya, sedangkan manajemen birokrat bagaimana menyelenggarakan pemerintahan yang baik dimana orientasinya bukanlah mencari keuntungan pemerintah, tetapi bagaimana memberikan pelanyan yang baik bagi rakyat negeri ini, bahkan yang lebih extrim lagi birokrat orientasinya adalah bagaimana menghabiskan uang negara..hehehe

Sebetulnya sistim dibirokrat itu sendiri sangatlah ideal, mulai dari level terbawah sampai ke level kepala dinas bahkan sekda sekalipun, semunya telah di atur sedemikian rupa, tidak ada celah untuk melakukan penyimpangan sebernarnya, dengan catatan semua lini berjalan dengan baik serta di tunjang oleh sumberdaya manusia yang handal dan sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

Untuk memperoleh sumber daya manusia yang handal diperlukan sebuah niat baik dari para pemimpin brirokrat itu sendiri, misalnya dilakukan pelatihan yang memadai bagi para pegawai, sistim penyaringan penerimaan calon birokrat yang tak tercemar oleh kepenting-kepentingn pribadi ataupun golongan. Dan perbaikan moral yang semestinaya dimulai dari individu masing-masing.

Otonomi daerah yang digulirkan sejak tahun 2004 ternyata masih banyak kelemahannya di daerah. Terciptanya peluang untuk mendahulukan kepentingan golongan dan kepentingan keluarga menjadi lebih besar, bahkan untuk menjadi King Of the King setiap kepala daerah mau melakukan apa saja demi tercapainya beberapa kepentingan tadi. Itulah birokrasi yang selamaaya akan bobrok jika para pemimpin negeri ini tidak bermoral dan oknum-oknum kepala daerah baik bubernur maupum bupati setiap pemilukuda menggaunakan cara-cara kotor demi tercapainya kepentingan mereka.

by. latihan.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun