Mohon tunggu...
Sergius Leski
Sergius Leski Mohon Tunggu... Guru - Self-Learner

Seorang guru yang hobi membaca Kunjungi Blog https://investasimillennial.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fenomena "Caleg Hantu"

9 April 2014   17:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:52 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca judul di atas mungkin sedikit seram ya? Kalau membicarakan "Hantu" pasti berbau mistis dan kadang-kadang susah dinalar dengan akal sehat. Saya menyebutnya caleg hantu alasan sederhana saja, karena sebelumnya saya tidak merasakan kehadiran apapun tetapi sekonyong-konyong mereka datang ke hadapan saya. Saya terkejut dan terjatuh karena ketakutan. Saya panik karena tidak tahu darimana mereka datang dan sejak kapan mereka berada di tempat ini. Lebih mengherankan lagi, tahu-tahu mereka tersenyum sambil menyodorkan sebatang rokok seolah-olah mereka mengerti keinginan saya saat ini. Tapi bedanya mereka tidak kelihatan pucat dan kakinya masih menyentuh tanah, soalnya hantu vampir konon juga pakai setelan jas juga (pasti pernah nyaleg ni dulunya).iiii.....

Begitu kurang lebih yang ingin saya gambarkan tentang para Caleg-Caleg ini. Entah dari mana tiba-tiba bermunculan orang-orang dengan senyum-senyum lebar menawarkan janji dan seolah-olah mendengarkan keluh kesah selama ini dan mereka datang bak penyelamat. Yang paling membuat saya heran adalah kesamaan mereka adalah waktu-waktu mereka keluar dari peraduannya. Ingat film Casper, para hantu keluar bersama-sama menjelang malam. Adakah pembaca yang punya pengalaman bertemu hantu di siang bolong? Mungkin kasus kesurupan dan kuda lumping tidak masuk di sini. Hantu biasanya identik dengan suasana malam hari. Nah, begitu juga dengan "caleg hantu" ini. Mereka HANYA KELUAR, sekali lagi Hanya keluar, sewaktu akan pemilu saudara-saudara. Bahkan ketika kita bawa-bawa pengeras suara di depan gedungnya,belum tentu juga mereka keluar, jangan-jangan malah melarikan diri.

Selain masa pemilu, rasanya tidak pernah ada anggota dewan yang turun ke kampung-kampung atau desa-desa tapi kalau dekat-dekat pemilu ada saja satu dua caleg yang datang, katanya sih mau "BERSOSIALISASI." HaH, masax mau bersosialisasi sekarang? Kemarin kemana aja? Berarti juga kemarin-kemarin "gak bersosialisasi" ya?

Kembali ke fenomena Hantu lagi. Kalau biasanya penampakan hantu itu membuat trauma korbannya, tentu saja "hantu' yang satu ini juga menimbulkan trauma bahkan mungkin tidak satu dua orang saja. Bukan hanya penampilannya tapi juga sikap-sikap mereka. Bisa kita hitunglah, berapa banyak "sesepuh" yang sudah duduk di kursi empuk DPR mencoba peruntungannya lagi. Hitung juga, berapa banyak pintu rumah mereka yang terbuka untuk masyarakat yang telah mendukung bahkan "menyoblos" dirinya pada pemilu sebelumnya. Jangan-jangan mereka sengaja menutup rapat pintu dan jendela mereka supaya terkesan sibuk dan rumahnya menjadi "rumah hantu" benaran. Malah jangan-jangan kita dikira maling sama satpamnya apalagi kalau gak punya janji sebelumnya. Miris ya?

Yah, mudah-mudahan caleg-caleg pemilu kali ini TIDAK seperti hantu yang berkeliaran dan selalu membuat kita ketakutan dengan kebijakan-kebijakan yang merugikan, merasa ngeri dengan kebusukan dan jijik dengan penampilan mereka, serta mereka tidak mengasingkan diri dalam ruang gelap. Sekalipun mereka seperti hantu, semoga saja mereka peduli dengan jeritan kita suatu saat. Saya harap !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun