Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang besar bagi berbagai bidang kehidupan. Berbagai usaha dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19, salah satunya dengan penerapan kebijakan social distancing dan stay at home. Kebijakan tersebut mengharuskan perguruan tinggi menyelenggarakan perkuliahan secara daring sehingga semua kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Berbagai kegiatan pembelajaran seperti mendistribusikan informasi, materi, test bahkan pertemuan pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan platform-platform di internet (Argaheni, 2020). Selain itu, mahasiswa sebagai kalangan yang akrab teknologi juga sering mengisi waktu luangnya dengan berselancar di internet, seperti membuka konten di sosial media, menonton film/drama, bermain game online, dan lain sebagainya. Hal tersebut membuat keseharian mahasiswa menjadi tidak dapat lepas dari jejaring virtual. Intensitas mahasiswa dalam menggunakan internet tersebut dapat menimbulkan digital fatigue.
Digital atau biasanya disebut sebagai digitalisasi merupakan suatu perubahan dari teknologi konvensional dan analog menjadi teknologi digital. Fatigue diambil dari kata "fatigare" yang artinya hilang lenyap (waste-time). Fatigue dapat didefinisikan sebagai perubahan dari kondisi kuat menjadi kondisi yang lebih lemah. Terjadinya fatigue ditandai dengan munculnya rasa lelah yang menurunkan kesiagaan sehingga dapat mempengaruhi produktivitas dalam melakukan kegiatan. Berdasarkan engertian tersebut, digital fatigue (kelelahan digital) dapat diartikan sebagai keadaan kelelahan baik secara fisik maupun mental akibat penggunaan media digital yang tanpa henti dan berulang (Munawaroh, 2021).
Dampak Digital Fatigue Terhadap Kesehatan Fisik
Dampak digital fatigue terhadap kesehatan fisik disebabkan oleh adanya blue light pada layar digital. Pancaran radiasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya lelah mata (Pustikasai & Fitriyanti, 2021). Layar kaca yang terang terkadang juga membuat mahasiswa mengalami sulit tidur. Sinar blue light dapat mengurangi hormon melatonin (perangsang tidur) sehingga walaupun mata dan badan merasa lelah, mereka tetap tidak bisa mengantuk. Jika hal ini terjadi terus-menerus maka dapat menyebabkan sakit kepala dan sulit konsentrasi. Penggunaan media digital juga menurunkan aktivitas fisik mahasiswa karena mereka cenderung sedikit bergerak. Apalagi dengan pola hidup tidak sehat dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, gangguan otot, kencing manis bahkan obesitas. Untuk itu, mahasiswa harus tetap menerapkan pola hidup sehat seperti makan makanan bergizi, olahraga, dan tidak merokok agar mereka tidak mudah terserang berbagai penyakit.
Dampak Digital Fatigue Terhadap Kesehatan Mental
Digital fatigue dapat menyebabkan terjadinya gangguan emosional yang berpengaruh pada kesehatan mental. Intesitas mata dan jarak yang selalu menatap layar baik handphone maupun komputer dapat menyebabkan mahasiswa menjadi kelelahan, bingung dan stress. Ditambah dengan beban tugas dan tes, mereka juga akan merasa tertekan. Selain itu, berbagai kendala yang mereka hadapi saat pembelajaran online, seperti sinyal tidak stabil dan sulitnya memahami materi melalui layar dapat menyebabkan mereka menjadi mudah marah, sulit berkonsentrasi, mudah lelah, dan mudah cemas. Jika berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya depresi, psikotik, dan anxiety (gangguan kecemasan). Untuk mengatasi hal tersebut, mahasiswa disarankan untuk melakukan refresh sesekali dengan mengalihkan pandangan dari layar, mencari hiburan, menikmati pemandangan lingkungan sekitar, dan tetp menjaga pola tidur yang baik.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak kesehatan bagi mahasiswa terkait dengan digital fatigue. Dampak kesehatan fisik dari digital fatigue, yaitu kelelahan mata, sakit kepala, sulit tidur, dan berbagai penyakit lain akibat pola hidup yang tidak sehat. Sedangkan dampak digital fatigue untuk kesehatan mental, yaitu merasa lelah, bingung, stress, sulit konsentrasi, emosi yang tidak stabil, bahkan data menyebabkan depresi, psikotik, dan anxiety. Untuk itu mahasiswa perlu menerapkan pola hidup sehat dan mengatur intensitas dalam menggunakan media digital dengan diselingi hiburan agar dapat melakukan refresh diri dan terhindar dari berbagai penyakit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H