Mohon tunggu...
Chaira Andhia Putri
Chaira Andhia Putri Mohon Tunggu... lainnya -

Kadang kusangka mimpiku sederhana. Hidup sederhana, dengan pria sederhana, bersama anak-anak kami dan meniti jalan ke surga. Tapi ternyata, mimpi itu tak sesederhana yang kukira.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Pita Hitam

15 April 2015   10:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:05 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keping 'Eskapis' memaksaku menoleh hingga leherku patah
:luka tanpa darah

Perempuan Maghrib menyuapkan lagi sesendok usia dari piring-piring hari yang dijalaninya
memeras payudara yang mengandung hanya airmata, menampungnya dalam gelas kosong berdebu

Rinduku adalah rumah laba-laba
yang jaringnya berbisa

Semula adalah kita,
namun diam-diam engkau mampu melepaskan diri
tak meninggalkan untukku -- meski hanya -- sepucuk peduli
Sedang batinku tak pernah mengerti,
mungkinkah pada suatu jaman yang lebih perih dari sekarang,
kau akan kembali?

: kepada Semesta, Nusantara, Tenggara..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun