Mohon tunggu...
Chaira Andhia Putri
Chaira Andhia Putri Mohon Tunggu... lainnya -

Kadang kusangka mimpiku sederhana. Hidup sederhana, dengan pria sederhana, bersama anak-anak kami dan meniti jalan ke surga. Tapi ternyata, mimpi itu tak sesederhana yang kukira.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengunjung Hari Ini - 2

10 Desember 2012   10:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:54 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hari ini seperti biasa nguli. Yang mana, nguli bagi saya berarti duduk manis dari jam 1 siang sampai jam 9 malam. Hehe. Kuli distro, nggak ada yang beli ya leyeh-leyeh saja. Hahaha. Tapi ada pembeli yang istimewa hari ini. Seorang pemuda tinggi kurus dan punya muka mirip-mirip Thomas Nawilis, badannya juga. Cuma nggak setinggi itu. Pilah-pilih-pilah-pilih, dia mengambil satu buah jaket, kaos dan tas kecil. Sembari saya BUNGKUUUUS pesanannya itu kami sempat sedikit mengobrol. Entah dimulai dari mana, tahu-tahu dia bilang bahwa dia baru keluar dari penjara. FYI, saya tinggal di Cilacap. Apa yang paling dikenal orang dari Cilacap? Nusakambangan. Yak. Nusakambangan dan penjaranya. Si Mas ini ternyata juga baru saja kelar 'sekolah' disana. Hahaha. Dia bahkan menunjukkan pada saya surat pembebasannya. Menunjukkan juga batu-batu yang dia asah. Napi di Nuskam memang setahu saya diajari ketrampilan ini, mengasah batu. Batu-batu yang nantinya dibuat cincin atau kalung, atau buat ganjal pintu juga bisa, kalau mau mah. Hahaha. Ngobrol singkat, dia bahkan memberikan saya list lagu-lagu yang (menurut dia) keren. List yang dia buat sewaktu dibalik jeruji, request untuk temannya downloadkan diluar sana. Mas ini ternyata orang Manado, sepertinya tertangkap di Jayapura, dan sekarang saya temukan dia disini. Alamak, jalan-jalan betul. Hahaha. Rupanya dia mau ke Jakarta, ke tempat Omanya. Berhubung terminal tidak terlalu jauh dari tempat saya nguli ini, saya tawarkanlah untuk mengantarnya kesana. Dan begitulah, kami berpisah dengan jabatan tangan dan sebuah nama yang dia sebutkan, Obang..

Ng.. atau siapa gitu lah. Hahaha. Kuping saya tidak beres, dan ingatan saya jauh lebih tidak beres. Hihihihi. Obang apa Obeng itu ya. Hahaha..
Well, terimakasih untuk kenang-kenangan batu cincinnya Mas whoever your name is. :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun