Sunu Wasono yang ditugaskan sebagai pembanding juga memberikan kontribusi yang sangat berharga melalui keahliannya sebagai penyair dan sastrawan. Pemahaman yang diberikan mengenai struktur sampai teknik dalam sastra horor menunjukan akan bagaimana elemen estetika dan artistik dapat mempengaruhi akan cara merasakan ketegangan dalam cerita. Sebagai seorang mantan dosen di Fakultas Ilmu Budaya membuat Sunu Wasono mampu memberikan analisis dan membandingkan berbagai aspek dari karya sastra horor secara mendalam dan akademis. Wawasan tersebut membantu penulis untuk memahami lebih jauh tentang teknik penulisan yang digunakan dalam genre tersebut dan bagaimana penerapan untuk meningkatkan kualitas narasi.
Seluruh acara yang dimoderatori oleh Nanang R Supriyatin yang mengeluarkan kemampuan sebagai penyair terbukti sangat efektif dalam memfasilitas diskusi. Moderasi yang cermat dan pernyataan yang relevan membantu mengarahkan percakapan ke arah yang produktif dan informatif. Nanang R Supriyati mampu menjaga agar diskusi tetap fokus dan mengajak audiens untuk lebih aktif berpartisipasi. Kondisi tersebut menjadikan sesi tanya jawab menjadi salah satu bagian yang paling dinanti-nanti dalam acara tersebut.
Secara keseluruhan menurut penulis adanya kegiatan Literasi Kompasiana dapat memperkaya wawasan penulis. Diskusi yang mendalam dan perspektif beragam yang disampaikan oleh para narasumber membuat penulis kini lebih menghargai kompleksitas dan keunikan dari sastra horor. Acara tersebut tidak hanya menambah pengetahuan penulis menganai sastra horor tetapi menginspirasi penulis untuk mengeksplorasi dan menciptakan karya horor dengan pandangan yang lebih kreatif dan inovatif. Sastra Horor.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H