Mohon tunggu...
Nurhawati
Nurhawati Mohon Tunggu... Administrasi - -

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sastra Horor Menjadi Pelarian dan Inspirasi di Era Digital

6 Agustus 2024   21:18 Diperbarui: 6 Agustus 2024   21:22 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup di dunia yang serba digital saat ini sangat sering kali terasa berat dan menekan. Apalagi kini berbagai macam tuntutan kehidupan terus menerus menekan tanpa henti. Dari mulai ekspektasi sosial, tekanan pekerjaan, sampai kebutuhan untuk memenuhi harapan pribadi. Segala macam tersebut tampaknya akan selalu menuntut perhatian dan usaha yang tiada henti bagi seseorang. Beban mental dan emosional yang timbul akibat berbagai macam tuntutan tersebut menjadi sangat besar dan beresiko merusak kesehatan seseorang baik jangka pendek maupun panjang. Jika dibiarkan tanpa penanganan yang sangat baik dan efektif maka tekanan tersebut mampu menggerogoti kesehatan metnal dan kualitas hidup seseorang. Hasilnya akan mampu menciptakan lingkaran hitam yang sulit dihindari dengan munculnya pada tubuh sampai pikiran dalam perangkap berbentuk penyakit.

Untuk mencegah dampak buruk dari tekanan kehidupan yang berkempanjang maka dibutuhkan solusi yang efektif guna menjaga keseimbangan mental dan emosional. Salah satu pendekatan yang dapat dipertimbangkan berupa mengonsumsi hiburan yang memberikan pelarian sementara dari stres seperti sastra horor. Sastra horor tidak hanya akan menawarkan sebuah solusi yang sangat efektif bagi seseorang untuk melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari yang membebankan tetapi juga mampu memberikan kesempatan untuk menjelajahi ketegangan dan ketakutan sebagai bentuk terapi emosional. Dengan membenamkan diri dalam dunia yang menegangkan dan penuh misteri membuat setiap individu akan dapat mengalihkan perhatian dari tuntutan hidup yang menekan. Selain itu dengan mengonsumsi sastra horor yang menegangkan sering kali memberikan sensasi adrenalin yang mampu membantu meredakan ketegangan mental.

Di Indonesia untuk sastra horor yang telah berkembang dengan sangat pesat maka menghasilkan berbagai karya yang tidak hanya sukses di kalangan lokal tetapi di luar negeri. Salah satu penulis terkenal dalam genre tersebut bernama Risa Saraswati dengan karya yang berjudul " "Gerbang Dialog". Karya yang dihasilkan tersebut mendapatkan sambungan yang cukup hangat karena berhasil menggabungkan mitos lokal dengan elemen horor yang mencekam. Selain itu karya lainnya seperti "Pengabdi Setan" karya Upi Avianto yang telah berhasil diadaptasi menjadi sebuah film. Berbagai karya tersebut para pembaca dapat merasakan bagaimana ketakutan dan ketegangan dalam sastra horor yang dikonsumsi untuk menawarkan hiburan dalam mengelola stres yang dihadapi. Dengan menghayati dan mengeksplorasi berbagai tema horor yang kental dengan budaya Indonesia maka para pembaca diajak untuk menghadapi ketakutan dalam bentuk horor sekaligus memahami tentang kebudayaan dan psikologi manusia.

Dari: https://pixabay.com/id/illustrations/kengerian-wajah-hutan-hantu-sihir-2156302/
Dari: https://pixabay.com/id/illustrations/kengerian-wajah-hutan-hantu-sihir-2156302/

Meskipun banyak karya horor di Indonesia yang telah menunjukan kemajuan dan keberagaman yang mengesankan tetapi terdapat tantangan berupa menarik minat masyarakat secara luas. Dalam upaya untuk meningkatkan daya tarik tersebut terkadang beberapa karya yang dihasilkan mulai mengintegrasikan terhadap unsur seksual didalamnya. Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan sensasi baru dengan harapan dapat menarik perhatian yang lebih besar dari penikmatnya di masyarakat. Walaupun demikian adanya unsur seksual tersebut masih menjadi bahan perdebatan tetapi pada saat yang bersamaan mampu menghadirkan dimensi berbeda dari karya genre horor sebelumnya.

Dengan adanya perdebatan tersebut sampai menciptakan sebuah pembahasan yang menarik mengenai sastra horor untuk dibincangkan oleh komunitas Literasi Kompasiana. Supaya pembahasan yang dipaparkan atas tema sastra horor tersebut kian kompleks maka dilakukan kerja sama dengan beberapa pihak. Beberapa pihak yang diajak untuk Dapur Sastra Jakarta (DSJ), Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemprov DKI Jakarta, sampai PDS HB Jassin. Kegiatan tersebut dilakukan pada hari Jumat di tanggal 26 juli 2024 pukul 14.00 WIB. Lokasi dari kegiatan tersebut dilakukan di Aula PDS HB Jassin, Lantai 4 Gedung Ali Sadikin, komplek Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat  

Kegiatan dari Literasi Kompasiana yang membahas sastra horor maka para narasumber yang diundang memabwa perspektif yang beragam untuk memperkaya diskusi. Yon Bayu Wahyono sebagai pembicara utama merupakan Kompasiana berprestasi yang telah meraih Kompasiana Award 2023 dan Best in Opinion Kompasiana Award 2017. Belum lagi latar belakang sebagai mantan pimpinan redaksi majalan Misteri membuat wawasan mendalam mengenai genre horor. Ni Made Sri Andani sebagai pembicara pendamping juga merupakan seorang dokter hewan yang merangkap sebagai Kompasianer asal Bali. Pembicara pendamping tersebut akan memberikan pandangan unik bagi kegiatan tersebut. Sedangkan pembanding dipegang oleh Sunu Wasono yang merupakan penyair sekaligus mantan dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Seluruh acara dimoderator oleh seseorang yang bernama Nanang R Supriyanti dikenal sebagai penyair. Kombinasi dari beberapa tokoh tersebut mampu memberikan wawasan yang komprehensif dan memikat bagi peserta mengenai perkembangan dan dinamika sastra horor di Indonesia.

Kegiatan dari Literasi Kompasiana yang membahas mengenai sastra horor merupakan pengalaman yang memikat karena mampu memperluas wawasan. Acara tersebut diisi oleh berbagai narasumber yang sangat berpengalaman dan beragam yang mampu memberikan perspektif unik mengenai sastra horor lebih dalam lagi. Mulai dari Yon Bayu Wahyono sebagai pembicara utama mampu memberikan kedalam mengenai pengetahuan dan wawasan saat disampaikan saat sesi yang diberikan. Latar belakang sebagai mantan pimpinan redaksi membuat Yon Bayu Wahyono menggali aspek menarik dari genre horor yang sering terabaikan. Hal tersebut memberikan penulis pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana mitos lokal dan elemen horor dapat diintegrasikan secara efektif dalam sebuah karya sastra.

Photo (Dokpri)
Photo (Dokpri)

Ni Made Sri Andani sebagai pembicara pendamping juga mampu membawa nuansa berbeda pada saat diskusi berlangsung. Hal tersebut karena Ni Made Sri Andani memiliki latar belakang sebagai seorang dokter hewan dan blogger puisi. Pendekatan yang dilakukan dalam menghasilkan cerpen sampai puisi memiliki elemen horor namun melalui cara inovatif dalam mengeksplorasi ketegangan dan emosi. Menariknya dari tokoh pembicara pendamping karena mampu menghubungkan pengalaman pribadi dan latar belakang profesinya dengan tema horor. Kolaborasi yang dihasilkan menjadikan diskusi tersebut menjadi lebih berwarna dan memberikan perspektif yang segar akan bagaimana genre horor dapat dieksplorasi dari sudut pandang yang tidak konvensional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun