Adegan pemburuan tersebut terus saja berlangsung sangat lama. Dimana ia terus berjuang dalam buruan untuk bertahan hidup. Sedangkan sang ayam menjelma menjadi musuh yang kuat karena ketahanan untuk tetap hidup dari ayunan pisau yang diberikan.
Saking lelahnya mengayunkan pisau yang tidak kunjung menghasilkan kejelasan maka muncul sebuah gagasan dengan menggunakan palu. Tidak hanya itu terbesit pula sebuah gagasan untuk mencekiknya menjadi solusi terbaik. Dikarenakan tidak memiliki sebuah tali untuk digunakan akhirnya sabuk menjadi solusinya. Maka ia tanpa pikir panjang langsung melepaskan sabuk celana yang digunakan untuk menjerat target berupa ayam. Nyatanya respon si ayam hanya menunggu dengan hening dan tenang.
Dengan kaki yang sulit melangkah tersebut karena celana yang melorot ia tetap berusaha. Saat sedang berusaha untuk menjeratnya menggunakan sabuk ayam tersebut berusaha keras juga membebaskan diri. Ada banyak sekali cara yang dilakukan si ayam untuk bebas dari mulai mencakar, memanjat, sampai berlari walaupun di kamar yang sempit.
Sekonyong-konyong saat sedang berusaha tubuh ia mulai menggigil gemetar. Hal tersebut karena pikirannya yang terlintas bahwa saat sedang berusaha para tetangganya ada yang mengintip di balik pintu. Saat mengintip tersebut tidak lupa menguping akan upaya pembutuhan yang sedang dilakukan. Malunya pembunuhan pada si ayam tersebut karena dilakukan pada ruangan yang sempit dengan niat yang mematikan hanya untuk bertahan hidup.
Walaupun terdapat pikiran tersebut tetapi ia tetap melanjutkan menyerang korbannya tanpa henti bersenjata pisau yang tajam. Kedua tangganya benar-benar sibuk dengan kegiatan masing-masing. Satu tangan mengayunkan pisau untuk mematikan si ayam sedangkan satu lagi memegangi celananya yang melorot. Si ayam pun memberikan respon semakin beringas akibat tersudut oleh bahaya yang menyerangnya bertubi-tubi tanpa henti. Walaupun demikian sang ayam masih tidak ada darah yang tertumpa. Sedangkan disisi pelaku sudah mulai merasa letih karena tenaga terkuras sampai habis. Dikarenakan tidak kunjung berhasil membuat ia merasa ketakukan karena sesungguhnya pada ayam tersebut mahluk astral yang dapat merasuki jiwa manusia.
“Apakah sebenarnya mahluk astral?” Bertanya dengan nada tinggi “Jika iya, maka mampuslah aku!”.
Ia kemudian menimbang untuk mengurungkan niatnya menyantap sang ayam. Hal tersebut karena ketakutan bahwa terdapat mahluk astral di dalam diri sang ayam. Dimana sang mahluk tersebut akan dapat merobek perutnya dalam sekali sabetan yang mematikan. Kisah tersebut seperti telrihat dalam berbagai film horor yang banyak ditonton oleh masyarakat. Kisah tersebut dengan menggunakan air suci doa diberikan kepada sosok hewan akan dapat mengembalikan wujud nyata mahluk astral tersebut berbentuk menyerampkan. Nyatanya karena ia tidak begituh taat terhadap agama yang diyakini maka air suci doa tidak ada di kamar kosannya saat ini.
Ia tidak berani bergerak untuk berburu karena takut karena pikirannya sendiri. Rasa letih yang menyelimuti membuat ia akhirnya melepaskan buruannya dan memasukan ke dalam kantor terpal sambil ditutupi. Tetapi karena rasa lapar masih menyerang membuat ia langsung tanpa pikir panjang menghantam sang ayam dengan palu sekuat-kuatnya. Dampaknya akhirnya sang ayam tersebut merintis kesakitan walaupun masih dalam kondisi hidup.
Ayam yang mengeluarkan darah pun langsung dipotong-potong dalam beberapa bagian. Tidak hanya itu sang ayam langsung direbus dalam sebuah panci. Dikarenakan sangat lapar ia melahap beberapa potongan daging ayam yang masih mentah untuk menganjal rasa laparnya yang kian kuat.
Sejak hari itu ia menyadari bahwa kehadiran ayam sudah berada di dalam tubuhnya khususnya bagian perut. Ia juga tidak mengetahui sebab si ayam sedang sakit atau hal lain tetapi saat setelah menyantapnya ia merasa kesakitan. Dari ujung kelapa sampai kaki terasa sangat sakit seperti terserang racun. Pada saat itupun ia langsung mencoba berdoa dengan khusyuk kepada si ayam yang menjadi korban kelaparannya.
Sehingga pada keesokan harinya ia tidak mau lagi melakukan hal tersebut. Dengan energi yang masih ada ia sekarang mulai mencari hal-hal yang baik agar tidak merasakan dampak kurang baik diakhir. Setelah itu ia sangat semangat mencari pekerjaan agar mendapatkan uang untuk membeli kebutuhan barang.