Saat itu terdengar bel yang jelas, menandakan bahwa pelajaran terakhir di perguruan tinggi telah berakhir. Di antara sekian banyak mahasiswa yang bergegas memasukkan barang-barang mereka, ada satu mahasiswa yang berbeda. Mahasiswa itu bernama Rizki, yang hanya bisa terdiam dengan tatapan kosong di wajahnya. Rizki merasakan perasaan malu dan kekecewaan yang melanda hatinya.
Rizki adalah seorang anak muda yang sangat cerdas dibandingkan dengan mahasiswa lainnya. Ia juga memiliki mimpi besar untuk mengubah dunia melalui pendidikan yang sedang ditempuhnya. Namun, mimpi itu hanya tinggal mimpi dan tidak bisa direalisasikan. Hal ini disebabkan karena Rizki menjadi korban pembulian dan penolakan oleh sekelompok mahasiswa di kampusnya.
Perguruan tinggi seharusnya menjadi tempat yang memberikan inspirasi dan motivasi bagi Rizki, tetapi sebaliknya, tempat itu berubah 180 derajat. Tempat yang seharusnya memberikan inspirasi dan motivasi, malah menjadi neraka pribadi yang menghantuinya. Ia sering kali dipermalukan di depan teman-temannya dan dikucilkan sehingga dianggap sebagai mahasiswa yang tertinggal. Perlakuan tersebut membuat Rizki merasa tidak berdaya dan menghancurkan kepercayaan dirinya. Ia terjebak dalam lubang hitam tanpa akhir yang dikenal sebagai depresi.
Namun, di tengah perasaan depresi tersebut, ada seseorang yang melihat dan peduli pada Rizki. Orang tersebut adalah Maya, seorang mahasiswa semester akhir. Maya dikenal sebagai pribadi cerdas dan peka terhadap masalah sosial di sekitarnya. Bahkan, ia pernah menyaksikan kejahatan yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa terhadap Rizki. Kondisi Rizki membuat Maya merasa bertanggung jawab untuk membantu Rizki.
Maya mulai mendekati Rizki dengan kehangatan dan empati. Ia mendengarkan curahan hati Rizki tentang pengalaman buruknya, membuat Rizki merasa didengar dan dihargai. Maya meyakinkan Rizki bahwa tidak ada yang salah dengan kemampuannya dan pendapat orang lain tidak boleh menentukan nilai dirinya. Maya membantu Rizki membangun kembali kepercayaan diri yang hancur.
Tidak hanya memberikan dukungan emosional, Maya juga membantu Rizki secara akademik. Ia mengajarkan metode belajar yang efektif, memberikan tips dan trik menghadapi ujian, serta memberikan referensi bacaan yang berguna. Maya meyakinkan Rizki bahwa ia memiliki potensi dan dengan kerja keras, ia bisa melewati hambatan yang ada.
Dengan perhatian dan kepedulian yang diberikan oleh Maya, Rizki mulai merasa bersemangat lagi. Ia menerima kenyataan bahwa perjalanan menuju kesuksesan tidak selalu mulus, dan hambatan serta pengalaman pahit adalah bagian dari proses itu. Perlahan, perubahan mulai terlihat pada nilai dan kemampuan Rizki di dalam dan di luar kelas. Keberhasilannya menarik perhatian dosen dan mahasiswa lainnya, dan ia menjadi panutan bagi mahasiswa lain yang mengalami pengalaman serupa.
Kisah Rizki dan Maya adalah bukti nyata bahwa kepedulian dapat mengubah kehidupan seseorang. Maya tidak hanya menyelamatkan Rizki dari jurang depresi yang menghantui, tetapi juga membantu Rizki menemukan kembali tujuan hidupnya dan meraih kesuksesan. Kisah mereka juga mengajarkan pentingnya menerima dan menghargai perbedaan di antara kita.
Semoga dengan adanya tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca, terima kasih sudah membaca tulisan ini. Apakah para pembaca memiliki cerita yang sama seperti yang telah dipaparkan diatas atas peristiwa yang menimpa dari pihak Maya dan Rizki yang secara nyata yang terjadi pada para pembaca.Â