Apa kurang tegas dan kurang jelas secara bahasa namanya saja rukun, dari kalimat rukun itu kan sudah menunjukkan sebuah penekanan tentang sesuatu yang harus dilakukan, bisa juga sesuatu yang harus diketahui dan dikuasai, bisa jadi sesuatu yang seharusnya dikelola dan dikembangkan. Lalu sesuatu itu apa saja kok harus dikelola dan dikembangkan sedemikian rupa agar manusia selamat dalam hal apapun. Wong makan saja kita pinginya selamat, jangan sampai tersedak, jangan sampai menimbulkan sakit perut dan menimbulkan keracunan dalam tubuh.
Lagi berjalan-jalan juga membutuhkan keselamatan hingga sampai tujuan, bergaul juga membutuhkan keselamatan selamat dari tekanan dan intimidasi dari kawan sepergaulan. Adakah yang tidak membutuhkan keselamatan ?, kuliah juga butuh selamat agar tidak drop out hingga sukses diwisuda. Baru berbicara saja butuh selamat selamat sampai ketelinga dan pikiran/hati orang yang diajak bicara.
Lalu hal apa saja yang dapat membuat kita manusia selamat dalam hal itu semua, makanya yg mengetahui panduan secara mutlak tentang panduan hidup dan kehidupan ya tentu yang memiliki pabrik kehidupan. Masak pabrik motor yang membuat kendaraannya, lalu yang membuat dan menerbitkan buku panduan tentang cara perawatan motor perusahaan percetakan undangan pernikah-an apa ya mungkin, apa itu yang akan kita percaya dan yakini, kalau begitu kita yang kebangetan bodoh dan tololnya. Itulah hakekat yang terkandung dalam rukun Islam atau rukun keselamatan, terkandung dalam lima komponen utama dalam diri ujud manusia.
Makanya belajarlah berfikir terbalik maksudnya jangan melihat rumah hanya dari pintu saja, jangan menilai seseorang dengan melihat namanya saja tp lihatlah apa yang ada dibalik nama/tulisan. Nama, tulisan, simbul, dan gambar itu hanyalah sekedar pintu masuk, jangan dikira ya pintu itulah rumah, cara berfikir dan pemahaman seperti inilah yang akhirnya menimbulkan perbedaan dan perpecahan antar manusia.
Apa dikira Tuhan itu tidak tahu dan tidak bisa membuat buku panduan, sehingga tidak mengeluarkan buku panduan kepada manusia bagaimana mengelola dirinya dan alam sekitarnya. Janganlah berfikir tentang Tuhan dan cara Tuhan dengan pikiran manusia yang masih dipenuhi dengan kehendak hawa nafsu. Ya berfikirlah dengan cara yang diinginkan oleh Tuhan, dengan begitulah baru akan ketemu apa yang sebenarnya dikehendaki oleh Tuhan terhadap diri kita manusia. Maka belajarlah berfikir dan kemudian melakukan sebuah tindakan itu didasari dengan pemahaman yang terkandung tiga hal ilmiah, alamiah, dan ilahiyah.
Ilmiah sebuah keilmuan yang telah diolah sedemikian rupa sehingga serasi, selaras, dan seimbang dengan kenyataan yang ada dalam diri dan diluar diri (ada kesinkronan). Alamiah sebuah amal perbuatan yang didasari keilmuan yang ilmiah dan menyatu dengan kodrat alam (ketentuan yang berlaku di alam) yaitu melalui sebuah proses yang alami. Ilahiyah sebuah pembuktian dari amaliah yang bersifat alamiah dan didasari ilmu yang bersifat ilmiah sehingga menghsilkan sesuatu (benda, keadaan, bentuk) yang mendamaikan, menyejukkan, merukunkan, membahagiakan, menyenangkan, dan menyelamatkan bagi diri, orang lain, dan alam sekitar.
Lalu apa saja dalam diri manusia yang harus diolah dengan ketiga pedoman tersebut agar manusia selamat dalam hal apapun. Yang harus diolah adalah Pertama dlohirnya (harus memiliki ketrampilan dan memiliki pedoman hidup yg jelas dalam berkarya mengolah keterampilan). Kedua  rohani-nya/bathiniyahnya atau hatinya agar terbebas dari segala penyakit hati dengan demikian jiwa akan tentram dan nyaman tinggal dan menyatu dengan raga.
Ketiga kehendaknya atau nuraninya sehingga hidup ini memiliki tujuan yg jelas dan pasti maksudnya dalam berbuat apapun seharusnya tahu dan memiliki tujuan sehingga focus pada apa yang dihadapi, tanpa begitu manusia tidak akan mampu menemukan tujuan yg hakiki dari hidupnya. Disinilah pentingnya berilmu dan berilmu menjadi wajib adanya, tanpa berilmu pasti manusia tidak akan tahu apa yang harus dikehendaki dan apa yang menjadi tujuannya.
Ke empat akal-budinya hanya dengan mengolah/mengelola akal-budilah ilmu menjadi bermanfaat dan bisa diilmiahkan, yah kalo jaman sekarang semacam teori yang sudah masuk laboratorium dan terbukti kebenaranya. Dengan akal-budilah manusia baru bisa mengerti hal-hal yg semestinya dilakukan dan tidak dilakukan. Akal itu berfikir sedang budi itu bergerak/bertindak, dari olah akal menghasilkan kecerdasan sedang dari olah budi menghasilkan pengalaman, penyatuan keduanya menimbulkan pengertian.
Dan yang ke lima mengelola daya ingat atau daya focus disini manusia diwajibkan menghasilkan sebuah karya/ide yang bersifat mandiri dan merdeka terutama karya yang berifat ke dalam diri sendiri (penemuan jatidiri) dan baru karya yang bersifat keluar atau untuk orang lain dan alam sekitarnya. Ingat akan hal apa dan siapa yg sesungguhnya wajib untuk selalu diingat, yang terpenting secara umum ingat akan segala kuwajiban yang sudah ada dan menjadi tanggungjawab kita. Tanggung = berani menanggung resiko, jawab = siap menjawab, bertanggungjawab ya harus berani menanggung resiko yg sudah disepakati dan siap menjawab segala persoalan yg muncul.
Itulah sekelumit wacana yang mungkin bisa dan dapat dijadikan sebuah renungan untuk mengenali dan mengembangkan kedirian kita sebagai manusia.