Mohon tunggu...
Ata Serani
Ata Serani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mundurlah Ahok, sudah Banyak Jatuh Korban

3 Mei 2016   09:08 Diperbarui: 3 Mei 2016   09:18 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tak bisa disangkal bahwa hasil audit BPK tersebut digunakan sebagai amunisi politik untuk menjegal Ahok. Tetapi KPK menegaskan hingga saat ini tidak ditemukan adanya indikasi korupsi dalam kasus tersebut. Sejumlah pihaknya agaknya kecewa dengan keputusan dan sikap KPK tersebut. Apalagi KPK menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa didesak-desak oleh kelompok manapun.

Korban lainnya adalah orang yang bernazar akan terjun dari Monas jika Ahok bisa memenuhi syarat maju sebagai calon independen. Menurut data dari Teman Ahok, hingga hari Senin (2 Mei) sudah terkumpul lebih dari 730 ribu KTP yang terkumpul atas nama Ahok-Heru (Budi Hartono). Saat pengumpulan KTP hanya atas nama Ahok, sudah terkumpul lebih dari 700 ribu KTP. Sedangkan untuk memenuhi syarat maju sebagai calon independen, cukup 523.000 KTP. Artinya Ahok-Heru sudah memenuhi syarat maju sebagai calon independen. Artinya akan ada korban yang bunuh diri.

Jangan pula lupa, selain terjun dari Monas, ada pula yang bernazar akan tari telanjang , juga di Monas, jika Ahok bisa maju dari jalur perorangan. Jadi itu termasuk korban Ahok lagi. Tentu saja sebagian warga menunggu kapan digelar tari telanjang itu. Kalau pengumuman tari telanjang dilakukan terbuka, semestinya pula ketika tari telanjang digelar perlu pula diumumkan secara terbuka.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun nyaris jadi korban dengan membuat peraturan bahwa calon independen harus ditandatangani di atas meterai. Namun KPU buru-buru meralat itu.

Melihat itu semua, jika Ahok tidak segera memutuskan untuk menarik diri dari calon Gubernur DKI maka akan semakin banyak korban yang jatuh. Yang dikhawatirkan adalah negara pun akan dikorbankan mengikuti kemauan sejumlah orang hanya untuk menjegal Ahok gagal maju. Bisa saja peraturan dalam UU Pilkada akan diubah misalnya dengan menaikkan persyaratan prosentase pengajuan calon independen.

Jika Ahok tetap tidak mundur dari bursa calon Gubernur DKI Jakarta, mantan Bupati Belitung itu akan terus digempur. Menjegal Ahok seolah sudah menjadi ‘tujuan’ pilkada DKI Jakarta. Berbagai pihak akan puas seandainya Ahok terjegal, lupa bahwa Gubernur Jakarta mempunyai beban tugas yang sangat berat. Rupanya oleh sebagian orang, beban menjegal Ahok lebih berat daripada menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Karena itu, sebaiknya Ahok mundur dari bursa pencalonan. Sebagai orang beragama, tentunya Ahok tidak ingin akan lebih banyak jatuh korban, apalagi kalau sampai mati bunuh diri. Cukuplah korban yang ada sekarang.

Ahok, Anda juga tentu puas, bahwa partai politik telah mengerahkan segala strateginya untuk bisa menyaingi dan mengalahkan Anda. Kalau pun Anda mundur sekarang, Anda tetaplah pemenanganya. Kalau pun Anda maju maju dan kalah dalam pilkada nanti, Anda tetaplah pemenangnya juga. Karena seluruh energi dan kemampuan yang ada di DKI Jakarta telah digerakkan untuk melawan Anda.

Ahok, Andalah pemenangnya, baik maju maupun tidak maju. Jadi apa lagi yang Anda inginkan? Karena itu urungkanlah niat Anda untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Saya percaya, Teman Ahok, juga akan ikhlas Anda membatalkan diri maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta karena Teman Ahok pun tentu tidak rela jika semakin banyak jatuh korban, apalagi sampai ada korban nyawa. Ahok, Anda dan Teman Ahok telah memenangkan peperangan maupun pertempuran ini. Mundurlah.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun