Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun nyaris jadi korban dengan membuat peraturan bahwa calon independen harus ditandatangani di atas meterai. Namun KPU buru-buru meralat itu.
Melihat itu semua, jika Ahok tidak segera memutuskan untuk menarik diri dari calon Gubernur DKI maka akan semakin banyak korban yang jatuh. Yang dikhawatirkan adalah negara pun akan dikorbankan mengikuti kemauan sejumlah orang hanya untuk menjegal agar Ahok gagal maju. Bisa saja peraturan dalam UU Pilkada akan diubah misalnya dengan menaikkan persyaratan prosentase pengajuan calon independen.
Jika Ahok tetap tidak mundur dari bursa calon Gubernur DKI Jakarta, mantan Bupati Belitung itu akan terus digempur. Menjegal Ahok seolah sudah menjadi ‘tujuan’ pilkada DKI Jakarta. Berbagai pihak akan puas seandainya Ahok terjegal, lupa bahwa Gubernur Jakarta mempunyai beban tugas yang sangat berat. Rupanya beban menjegal Ahok lebih berat daripada menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Karena itu, sebaiknya Ahok mundur dari bursa pencalonan. Sebagai orang beragama, tentunya Ahok tidak ingin akan lebih banyak jatuh korban, apalagi kalau sampai mati bunuh diri. Â Cukuplah korban yang ada sekarang.
Ahok, Anda juga tentu puas, bahwa partai politik telah mengerahkan segala strateginya untuk bisa menyaingi dan mengalahkan Anda. Kalau pun Anda terus maju dan kalah dalam pilkada nanti, Anda tetaplah pemenangnya. Karena seluruh energi dan kemampuan yang ada di DKI Jakarta telah digerakkan untuk melawan Anda. Ahok, Andalah pemenangnya, karena itu urungkanlah niat Anda untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Saya percaya, Teman Ahok, juga akan ikhlas Anda membatalkan diri maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta karena Teman Ahok pun tentu tidak rela jika semakin banyak jatuh korban, apalagi  sampai ada korban nyawa.*
Ata Serani