Mohon tunggu...
Fiksiana

Selingkuh (Bagian Pertama)

30 November 2015   08:26 Diperbarui: 30 November 2015   09:52 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

(Ceritanya ini fiksi, tapi kejadiannya nyata).

 

Serem ya ? Selingkuh.

Pasti banyak yang bisa nebak tema tulisan ini. Cinta. Iyak. Apa lagi memangnya ?

Saya sendiri tukang selingkuh loh. Cinta pertama saya adalah sosok yang bernama Musik. Dari Musik ini saya punya tiga orang anak. Iya, yang resmi cuma tiga. Mereka adalah Vokal alias Menyanyi alias Nembang, Violin alias Biola, dan Gitar. Anak tengah, Biola, anak kesayangan saya. Ga kehitung lagi segala daya upaya yang saya berikan untuk Biola. Dan saya senang karena Biola ini anak yang berbakti, karena berkat dia saya bisa jalan-jalan ke berbagai kota dan mengikuti beberapa festival internasional.

Anak pertama saya, Vokal, saya tidak menyayanginya dengan cara saya menyayangi Biola. Tapi kasih sayang saya untuk Vokal tidak kalah besar. Malahan, Vokal ini anak saya yang paling setia. Saat sedih, saat gundah, saat senang, saat butuh uang, saat putus dengan selingkuhan lainnya (nanti saya bahas), saat dimarahi mertua, Vokal lah yang menemani dan menguatkan saya.

Anak haram saya dari Musik ternyata masih bisa dihitung. Kenapa haram ? Please, ini Indonesia, kalau belum nikah belum dihalalkan, haram lah si anak. Padahal kan kelakuannya yang haram. Lagian yang enak-enak kenapa haram sih ? Oke, kita fokus kembali dengan anak-anak haram dari hubungan saya dengan Musik. Anak haram pertama saya Seruling dan Pianika. Iya mereka kembar.

Saat itu saya masih sangat muda, makanya suka coba-coba, eh, khilaf, telat ditarik, basah deh. Kejadiannya waktu itu masih putih-merah. Saya sudah bilang sama Musik, pake mulut aja, tapi saya lupa sendiri kalau perempuan mulutnya banyak (katanya gitu). Akhirnya, muncullah Seruling dan Pianika ke dunia. Saya selau menyayangi anak-anak saya. Saya tidak terima dengan hinaan yang bilang mereka haram ! Saban hari makan bakso pake aj*nomot* juga sok-sokan ngatain anak saya haram !

Sayangnya, saya hanya bisa bersama dengan Seruling-Pianika selama 2 tahun. Karena saat itu saya masih terlalu muda untuk mengasuh mereka, saya harus merelakannya diadopsi orang lain. Saat ini saya benar-benar tidak tahu kabar mereka. Oleh karena itu, di kesempatan yang langka ini, saya ingin berterima kasih kepada orang tua asuh Seruling-Pianika yang bersedia mengadopsi dan merawat mereka. Tolong sayangi mereka ya ! Bentar saya ambil tisu dulu, hiks...

Oh iya, kurang lebih 6 bulan setelah Seruling-Pianika diadopsi, Biola muncul ke dunia. Iya, dia prematur. Saya sempat gugup dan panik mengurusnya, tidak percaya diri. Tapi ternyata saya sanggup membesarkannya.

Anak haram kedua saya bernama Organ. Jujur, saya malu menceritakannya. Karena perbuatan saya benar-benar tidak senonoh. Tapi, saya harus membeberkannya sebelum orang lain mengolah kebenaran jadi gado-gado busuk. Sungguh, saya sangat menyayangi Organ, tapi saya tidak bisa tahan rasa bersalah. Organ muncul ke dunia karena nafsu jalang saya dan Musik. Dan brengseknya, semua itu terjadi di Gereja saat sedang berlatih untuk mengiringi misa esok hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun