Mohon tunggu...
Daniel Yosafat
Daniel Yosafat Mohon Tunggu... lainnya -

seorang penggemar buku dan forum diskusi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Teman Ahok dan Mantan Teman Ahok (Volunteer atau Karyawan?)

23 Juni 2016   14:27 Diperbarui: 23 Juni 2016   14:39 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Artikel ini adalah lanjutan dari artikel saya di  

Serangan ahok haters terhadap teman Ahok juga menyangkut masalah status dari mantan teman ahok tersebut. Bagi Ahok haters, dengan "dibayarnya" mantan teman Ahok ini maka mereka bukan lagi disebut sebagai volunteer tetapi sebagai karyawan. beginilah kutipan dari kompas.com yang memuat pengakuan mantan teman ahok

"Kami yang bahasanya gratis, kami dibayar. Sistem pembayarannya kami eks-Teman Ahok ini ditarget 140 KTP per minggu dan menyetor ke pusat mendapat Rp 500.000 per minggu," kata Paulus di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2016).

Nominal ditambah Rp 500.000 pada minggu keempat. Uang tersebut dianggap sebagai pengganti pulsa.

"Artinya satu bulan kita dapat Rp 2,5 juta," kata Paulus.

Sementara itu, Paulus juga mengungkapkan ada perbedaan nominal gaji untuk koordinator posko (korpos), atau atasannya. Korpos membawahi lima hingga sepuluh PJ.

"Honornya kalau kami memenuhi target. Setiap bulan dapat Rp 500.000. Kalau mereka megang lima sampai 10 PJ, yakni Rp 2,5 juta sampai Rp 10 juta per bulan," kata Paulus.

Menurut Paulus, ia merasa bekerja di bawah perusahaan. Pasalnya, ada kontrak, honor dan target."

Berdasarkan pengakuan di atas, Ahok haters sangat bersukaria karena sekarang menemukan amunisi baru untuk membunuh Teman Ahok dengan mengatakan bahwa volunteer Ahok adalah palsu dan orang bayaran. Tetapi apakah benar demikian? sekarang mari kita bahas tentang volunteer

Saya bekerja di sebuah lembaga keagamaan dan banyak dari kegiatan di lembaga ini digerakkan oleh volunteer. Banyak orang salah kaprah dengan mengatakan bahwa karena mereka sukarelawan berarti tidak ada target, boleh kerja sesuka hati mereka, boleh tidak bertanggung jawab, dan seterusnya. Kenyataannya adalah walau banyak digerakkan oleh volunteer aka sukarelawan dan sebagian dari mereka menduduki jabatan struktural bukan berarti kami tidak memiliki program dan mereka bisa leha-leha dan tidak bertanggung jawab. kami tetap memiliki activity plan, annual range plan, dan key performance indicator (KPI). Dengan kata lain, yup kami memiliki target yang kami kenakan kepada volunteer kami. 

Para volunteer di organisasi kami juga memiliki surat penunjukan, surat pengangkatan dan direkognisi tetapi saya tidak pernah mendengar, mereka mengaku-ngaku sebagai karyawan sepenuh waktu di organisasi kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun