Lebaran di tahun 2023 menjadi salah satu hal yang paling saya nantikan sebab lebaran tahun ini adalah lebaran pertama pasca pandemi. Pastinya bukan hanya saya yang paling menunggu momen ini, banyak dari kita pasti juga menantikan momen ini. Setelah kurang lebih dua tahun mengalami pandemi dimana segala aktivitas menjadi terbatas baik interaksi maupun mobilitas, kini masyarakat Indonesia mulai mendapatkan kembali "kebebasan".
Lintas balik mengenang lebaran dua tahun lalu, dimana kita tidak bisa mudik ke kampung halaman. Jangankan untuk mudik ke kampung halaman, untuk sekadar bersalam-salaman dengan tetangga sekitar pun kita tidak bisa. Tradisi bukber atau buka bersama pun juga tidak bisa kita lakukan. Sehingga suasana ramadhan dan lebaran dua tahun terakhir sangat terasa sepi. Hal ini karena adanya kebijakan pembatasan sosial guna mencegah penyebaran virus COVID-19.
Di lebaran dua tahun terakhir ini kita dipaksa untuk melakukan adaptasi terhadap seluruh aspek kehidupan kita. Termasuk beradaptasi terhadap tradisi mudik lebaran yang biasa kita lakukan tiap tahunnya. Saat masa pandemi COVID-19, kita tidak bisa bepergian jauh, banyak jalur lalu lintas yang ditutup guna mencegah mobilitas orang-orang pada saat itu. Alhasil, saat itu banyak dari kita yang merasa stress sebab tidak bisa bertemu dengan keluarga dan melakukan tradisi tahunan itu. Namun, disetiap kesusahan pasti ada jalan. Di balik larangan mudik, masyarakat punya "jalan" lain untuk mengatasi rindu mereka dengan keluarga. Ya, banyak dari kita juga pasti melakukannya saat itu. "Jalan" lain itu adalah mudik virtual. Mudik virtual di kala masa pandemi sangat digandrungi, sebab itulah jalan satu-satunya mereka agar tetap bisa berinteraksi dengan keluarga jauh. Meski begitu, mudik virtual tidaklah seseru mudik langsung.
Namun, kini kita dapat merasakan kembali "atmosfer" lebaran seperti sedia kala. Setelah "bergelut" dengan pandemi COVID-19 kini kita perlahan-lahan mulai pulih. Dua tahun bukanlah waktu yang singkat. Dua tahun itu, kita semua bergotong royong mengentaskan pandemi COVID-19 agar kehidupan menjadi normal seperti sedia kala. Akhirnya, sekarang kita bisa mudik seperti sedia kala. Diprediksi bahwa lebaran di tahun ini masyarakat akan banyak yang melakukan mudik lebaran, meningkat dari tahun lalu. Hal ini karena banyak dari kita yang telah "tertahan" di perantauan selama dua tahun, maka kesempatan pulang ke kampung halaman di tahun ini pasti banyak dimanfaatkan masyarakat untuk kembali melakukan tradisi tahunan mudik lebaran.
Kembalinya tradisi mudik lebaran ini juga turut didukung oleh adanya pertumbuhan ekonomi masyarakat di Indonesia. Setelah dua tahun mengalami kelesuan ekonomi. Ekonomi Indonesia kini mengalami pertumbuhan. Contohnya, banyak toko dan tempat wisata yang kembali dibuka, banyak masyarakat mendapatkan sumber pendapatannya kembali sehingga kondisi ekonomi mereka mulai membaik. Kondisi ekonomi yang membaik mendukung mereka untuk bisa kembali melaksanakan mudik. Mahalnya tiket transportasi tidak menghalangi keinginan mereka yang telah terpendam selama dua tahun terakhir.
Dalam pandangan sosiologis mudik lebaran memiliki manfaat yang positif, mudik lebaran dapat menjadi salah satu alternatif terapi psikologis. Ketika seseorang melakukan mudik lebaran, dia akan meninggalkan segala kejenuhan dan kepenatan yang mungkin menjadi rutinitas dalam pekerjaannya di perantauan. Mudik juga menjadi salah satu sarana rekreasi. Selain itu, dengan kembali ke kampung halaman, maka kita akan dapat berinteraksi dengan orang tua, sanak saudara dan melepas kerinduan yang mungkin tertahan selama bertahun-tahun. Kondisi-kondisi tersebut akan menjadi suatu terapi psikologis yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan mental.
Histeria masyarakat yang bisa melakukan mudik lebaran di tahun ini sangat besar. Dihapuskannya larangan mudik lebaran membawa kembali kebahagiaan masyarakat Indonesia. Meskipun, saat ini kehidupan kita perlahan mulai pulih pasca pandemi COVID-19 tetap saja kita harus selalu menjaga protokol kesehatan. Harapannya adalah agar tidak terjadi kenaikan kasus COVID-19 pasca lebaran. Jika kasus kembali naik, ditakutkan masa suram pandemi COVID-19 akan terjadi lagi. Kita semua pasti tidak ingin kembali ke masa itu. Oleh karena itu, dalam melakukan mudik lebaran di tahun ini kita perlu mempersiapkannya dengan matang guna keselamatan bersama.Â
Menerapkan protokol kesehatan selama mudik bukanlah hal yang sulit bagi kita karena kita telah terbiasa menerapkan protokol kesehatan dua tahun terakhir. Mulai dari selalu menggunakan masker, selain mencegah penularan COVID-19 yang kini masih ada, penggunaan masker juga dapat mencegah penyebaran berbagai penyakit menular seperti flu.Â
Selain memakai masker, kita juga perlu untuk membawa hand sanitizer, berjaga-jaga sebab diatas moda transportasi seringkali kita kesulitan untuk mencuci tangan. Penerapan protokol kesehatan tidak semata-mata hanya untuk mencegah penyakit COVID-19 tetapi ada banyak penyakit menular yang beresiko menjangkiti kita dikala melakukan perjalanan jauh yang mana kita akan banyak menemui orang asing tanpa mengetahui riwayat kesehatan mereka. Tentu kita semua tidak mau menularkan penyakit kepada keluarga jauh kita, terutama orang tua dan anak-anak yang merupakan kelompok rentan. Jangan sampai jauh-jauh kita pergi, kita malah memberikan "oleh-oleh" penyakit kepada mereka. Jadi, tidak ada ruginya kita menerapkan protokol kesehatan meskipun di masa pasca pandemi COVID-19 ini.
Marilah kita bersama-sama menjaga kondisi tetap kondusif agar mudik lebaran tetap bisa dilakukan hingga tahun-tahun selanjutnya, tidak sekadar tahun ini. Bagi kalian yang hendak mudik tahun ini, persiapkan mental dan fisik sebaik mungkin karena pasti kita bisa menghindari kemacetan dan keramaian di jalan yang mungkin akan menguras energi selama perjalanan. Utamakan keselamatan sebab keluarga tengah menunggu kalian di kampung halaman.
Septy Dwi Bahari Putri