[caption id="attachment_160137" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Kisah ( tanpa ) kasih Polisi menjadi cerita ter-favorit disepanjang tahun 2011. Dari mulai kasus  Rekening gendut para jendral, Cicak vs buaya, Polisi centeng pemodal besar, Briptu Norman , sampai yang terbaru Polisi tembak warga di Mesuji dan Bima. Sebuah catatan terhebat dalam sejarah kepolisian di era reformasi ini. Ada apa dengan Polisi dinegeri ini ?. Sebenarnya tidak ada apa apa, yang ada hanyalah Polisi banyak apa apanya. Mulai apa anda bisa bayar kami ?. Apa anda pelrlu peluru kami ?. Apa anda Koruptor yang harus kami kawal dan kami amankan ?. Dan apa anda rakyat yang perlu kami tembak ?. Banyak kalangan menilai perilaku Polisi sekarang ini sudah banyak menyimpang dari fitrahnya sebagai abdi negara pemberi rasa aman dan nyaman kepada rakyat. Banyak faktor menjadi penyebabnya, selain system rekruitmen polisi bernuansa jual beli juga masih lemahnya pengawasan dari presiden sebagai atasannya langsung. Bahkan dinilai selama ini Polisi lebih diposisikan untuk mengamankan kebijakan pengusaha walaupun kebijakan itu menginjak injak harkat martabat bangsa. Kedudukan Polisi sejak reformasi lebih di istimewakan. Mulai tugas dan wewenangnya, sampai fasilitas. Namun hal itu tidak menjadikan Polisi lebih istimewa dalam artian menjadi aparat yang profesional. Sebagai aparat penegak hukum seharusnya Polisi bisa menjadi sosok yang disegani dan ditaati. Dan tentunya bisa menekan angka pelanggaran hukum. Tetapi apa yang terjadi sesungguhnya, malah sebaliknya. Banyak polisi ( oknum ) yang dengan terang terangan melakukan pelanggaran hukum dan terbebas dari jeratan hukum. Yang lebih memprihatinkan lagi, sosok Polisi sekarang ini menjadi momok bagi masyarakat. Sehingga banyak masyarakat lebih banyak memilih untuk tidak berhubungan dengan polisi dalam kasus kasus tertentu, seperti meminta bantuan pengaman karena haknya dirampas oleh pemodal besar sebagai mana yang dialami oleh masyarakat di Mesuji dan Bima. Tapi walaupun begitu banyak pula jasa Polisi terhadap bangsa ini. Tetapi banyak bahkan lebih banyak pula dosa Polisi terhadap bangsa ini terutama terhadap rakyat yang tertindas. Apakah Polisi itu Pengayom atau Penyamun...? Jawabannya hanya Polisi dan Penyamun yang tahu. Akhir tahun apakah akan berkahir pula pendurhakaan Polisi terhadap bangsa ini ?. Wallohu'alam. * septyan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H