Ditengah banyaknya calon PDIP yang tumbang di pilkada serentak 2024, Banteng di kabupaten Tasikmalaya justru berjaya untuk kedua kalinya. Bahkan mampu membuat paslon yang diusung partai berlambang Garuda yakni Gerindra yang merupakan partai pemenang di pemilu 2024 Â dibuat tidak berdaya.Â
Kekalahan partai besutan Prabowo dari Partai Moncong Putih besutan Megawati adalah untuk yang kedua kalinya. Sebagai partai pememang pemilu di tahun 2019 dan 2024 Gerindra tidak mampu mengepakkan sayapnya dengan perkasa dan harus berduka menerima kekalahan dari Banteng.Â
Dominasi Banteng di dua pilkada kabupaten Tasikmalaya yakni 2020 dan 2024 telah mampu memecahkan mitos politik di kota santri seribu pesantren dan masyarakatnya dikenal sangat religius. Dimana sejak diadakannya pilkada langsung, peta politik di kabupaten Tasikmalaya selalu di kuasasi oleh hijau yakni partai berlambang ka'bah atau PPP. Â Namun sejak pilkada 2020, kejayaan PPP direbut oleh PDIP. Walaupun dalam dua pemilu terakhir PDIP bukan sebagai partai pemenang pemilu tetap mampu menjadi pemenang di pilkada dua kali berturut-turut.Â
Pada pilkada  kabupaten Tasikmalaya 2020 dimana PDIP berkuasa  di pemerintahan , dianggap wajar bila kadernya berjaya di pilkada. Tetapi di pilkada 2024 dimana PDIP sudah tidak mempunyai kekuasaan lagi, kemenangannya di pilkada kabupaten ini sangat sangat menarik apalagi berhadapan dengan calon dari partai pemenang di pemilu 2024 tingkat kabupaten Tasikmalaya yakni  Gerindra yang ketua Umumnya menjadi Presiden terpilih.Â
Dari catatan penulis sedikitnya terdapat dua faktor kenapa Garuda bisa kalah oleh Banteng di pilkada kabupaten Tasikmalaya 2024.Â
Pertama, Gerindra seperti tidak siap dalam menghadapi pilkada di kota santri seribu pesantren itu. Sejak proses awal penjaringan calon sudah terlihat kegamangan partai Prabowo itu. Yang awalnya ramai Gerindra akan mengusung calon Bupati Tasikmalaya Ketua PC NU kabupaten Tasikmalaya KH. Atam Rustam yang tidak lain adalah cucu pahlawan Nasional KH Zaenal Musthofa, tanpa ada alasan yang jelas tiba-tiba diganti oleh Asep Sopari Kader Gerindra  mantan ketua DPRD kabupaten Tasikmalaya yang pada pileg 2024 gagal terpilih kembali. Â
Yang akhirnya Gerindra hanya mengusung kadernya itu sebagai calon wakil Bupati saja dan berkoalisi dengan P3 yang mengusung ketua DPC P3 kabupaten Tasikmalaya yang juga wakil Bupati Tasikmalaya petahana sebagai calon Bupati di Pilkada 2024.Â
Keputusan Partai Prabowo yang hanya menempatkan kadernya sebagai wakil Bupati menjadi sorotan publik. Sebagai partai pemenang di pemilu 2024 di kabupaten Tasikmalaya, publik menyangka akan mengusung kadernya sebagai calon Bupati bukan sebagai calon Wakil Bupatinya partai yang tidak lolos ke senayan yakni P3. Padahal peluang Gerindra di pilkada serentak 2024 pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya sangat terbuka apalagi Prabowo terpilih sebagai Presiden. Kegamangan sejak awal mengusung kadernya di pilkada kabupaten Tasikmalaya tersebut, berdampak pada gagalnya Gerindra merebut pilkada kabupaten Tasikmalaya yang kedua kalinya.Â
Faktor kedua yang menyebabkan gagalnya partai berlambang Garuda adalah bisa jadi akibat gagalnya Gerindra mengusung ketua PC NU kabupaten Tasikmalaya sebagai calon Bupati. Â
Masyarakat kabupaten Tasikmalaya yang mayoritas kaum nahdliyin banyak yang sakit hati dan merasa dikhianati oleh Gerindra yang batal mengusung ketua NU.Â
Padahal jauh-jauh hari sosok ketua NU kabupaten Tasikmalaya sudah disebut-sebut menjadi calon kuat Bupati Tasikmalaya. Bahkan dalam Pemilu 2024 peran nahdliyin kabupaten Tasikmalaya sangat besar sekali dalam  memenangkan Gerindra di pemilu 2024 termasuk memenangkan Prabowo - Gibran  pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.  Akibanya pemilih dari kalangan Nahdliyin berpaling di pilkada 2024.Â