Jurus Nazarudin mencakar dibalik cadar belum tentu akan membuat Anas terkapar. Bisa jadi malah Anas akan lebih tegar dalam ketidak jujurannya. Pigur sang ketua umum Demokrat yang berlatar belakang aktifis ( yang akhirnya lebih memilih pragmatis letimbang sikap kritis ) tentunya mempunyai benteng berlapis yang tangguh dalam menghadapi cakaran sang Nazarudin. Karena apa yang Anas lakukan selama ini bukanlah atas skenario dirinya sendiri, tetapi ada pihak yang lebih kuat lagi andil didalam perilaku Anas selama selama ini.
Begitu pula soal apakah Anas akan terlepas dari terkaman Abraham ?. Belum ada satupun jaminan yang mengatakan bisa atau tidak. Sebab sampai saat ini Abraham terlihat masih kebingungan untuk menyentuh sang Anak Emas itu, terkesan menunggu komando dari sang Dewan Pembina partai Anas yang tidak lain adalah penguasa tertinggi di negeri ini yang sampai saat ini masih diam belum bicara satu katapun.
Seperkasanya sang ketua Ketua KPK Abaraham Samad dalam memberantas kejahatan korupsi di negeri ini tidak bisa lepas dari bayang bayang sang penguasa negeri. Selama sang pengusa belum mempunya kesadaran tinggi akan bahaya korupsi, maka terkaman Abramampun akan lemah. Bagi seorang pengusa bukan pengawasan yang ia butuhkan tapi pengamanan kedudukannya yang ia butuhkan. Begitu juga soal Anas sang ketua Umum Partai Demokrat, apabila oleh sang penguasa yang tidak lain adalah Dewan pembina Partai Demokrat dipandang sangat membahayakan posisi politiknya jelang akhir jabatannya nanti, maka Anaspun akan terbebas dan lepas dari terkaman sang Abraham ketua KPK.
Jadi kasus Anas sekarang ini walaupun terus memanas tidak akan membuat kulit Anas melepuh, terkecuali sang Dewan Pembinanya sendiri yang mengguyurkan air panas itu ketubuh Anas. Publik baru akan tahun kasus Anas sebenarnya setelah sang Penguasa sekarang lengser dari kursi kekuasaannya.  Jadi tidak perlu kita menyibukkan diri dengan kasus Anas yang akhirnya akan membuat kita malas. * septyan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H