Randublatung, Blora (9/8). Munculnya wabah corona memberikan dampak besar terhadap kehidupan yang ada di masyarakat. Adanya pandemi ini segala aktivitas menjadi terbatas, orang-orang bekerja dari rumah, anak-anak sekolah daring dari rumah bahkan kegiatan KKN yang awalnya dilaksanakan secara kelompok dirubah menjadi KKN Individu di domisili masing-masing mahasiswa. Kebijakan-kebijakan tersebut diambil guna mencegah peyebaran Covid-19. Pada masa pandemi Covid-19 saat ini perekonomian masyarakat cenderung mengalami penurunan, akan tetapi biaya kebutuhan pokok semakin meningkat sehingga hal ini membuat beberapa masyarakat menjadi semakin terpuruk dengan keadaan yang dialaminya. Para mahasiswa KKN TIM II Undip periode 2020 terjun ke masyarakat untuk memberikan berbagai solusi terkait masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat saat ini.
KKN TIM II UNDIP periode 2020 ini dilaksanakan dengan mengangkat tema tentang Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Septy Alif Kurnia yang merupakan salah satu Mahasiswa KKN TIM II Undip memberikan solusi kepada masyarakat melalui proses pemberdayaan Ibu-Ibu dan Pemuda Desa Kediren Kecamatan Randublatung dalam memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar guna menciptakan suatu peluang usaha. Pemberdayaan dilaksanakan melalui dua program yang telah dibuat berdasarkan potensi dan permasalahan yang ada di Desa Kediren.
Program yang pertama yaitu budidaya sayuran organik di lahan pekarangan. Program ini dibuat sebagai upaya pemanfaatan lahan pekarangan untuk mencapai ketahanan pangan keluarga dan dapat dijadikan sebagai peluang usaha. Pelaksanaan program dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan secara langsung kepada beberapa warga tentang cara budidaya sayuran secara organik. Program 1 dilakukan dengan mengajak warga memanfaatkan limbah yang ada di sekitar, contohnya yaitu limbah penggilingan padi berupa sekam dan kotoran ternak dapat digunakan sebagai campuran media tanam, serta botol atau gelas plastik dapat digunakan sebagai pot tanaman. Selain itu warga juga diajarkan cara menangani hama yang menyerang tanaman dengan menggunakan pestisida nabati yang terbuat dari limbah bawang. Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pelatihan budidaya sayuran organik dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang masih kosong.
"Harapannya setelah dilaksanakan pelatihan program ini, masyarakat dapat menerapkannya dan dapat dijadikan suatu usaha. Apabila mereka menanam sayuran dalam jumlah banyak nanti sayurannya bisa dijual sebagai tambahan pendapatan keluarga, namun jika hanya menanam sedikit bisa dikonsumsi untuk sehari-hari," Ujar Septy.
SAK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H