Hasil penelitian klinis mengenai epidemiologi menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah banyak, terutama melalui minuman manis, cenderung mengalami peningkatan berat badan dan memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap obesitas, diabetes melitus tipe 2, dislipidemia, hipertensi, serta penyakit kardiovaskular.
Asupan gula yang tinggi dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang cepat, yang diikuti oleh penurunan energi. Fluktuasi ini dapat mempengaruhi suasana hati, mengurangi fokus, serta meningkatkan tingkat mudah tersinggung, yang pada gilirannya berdampak negatif pada perilaku serta prestasi akademis seseorang.
Bagaimana Dampak Gula Terhadap Anak-Anak?
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dapat mengalami dampak negatif akibat konsumsi gula, seperti penyakit hati berlemak, diabetes, penyakit jantung, dan kondisi peradangan seperti asma, jerawat, bahkan asam urat. Penting untuk membatasi konsumsi makanan manis pada anak, karena gula berlebih dapat berdampak buruk pada kesehatan mereka, termasuk potensi hiperaktif.
Apa Tanda Tubuh Kelebihan Gula?
Kelebihan konsumsi gula dapat mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan rasa lelah berkepanjangan, dan memperlambat proses penyembuhan luka. Salah satu tanda gula darah tinggi adalah frekuensi buang air kecil yang meningkat, terutama pada malam hari. Tanpa disadari, makanan manis seperti permen, kue, dan es krim dapat menyebabkan lonjakan kadar gula dalam darah, yang berkontribusi terhadap obesitas.
Apa Saja Ciri-Ciri Gula Tinggi?
Ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan terkait kadar gula tinggi:
1. Polidipsia (Rasa Haus Berlebihan): Kehilangan cairan akibat sering buang air kecil dapat menimbulkan rasa haus yang berlebihan.
2. Kelelahan Berkepanjangan: Kelelahan ini muncul karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup glukosa untuk energi, terutama pada hari-hari yang padat kegiatan.
3. Luka Susah Sembuh: Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak saraf dan pembuluh darah, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
4. Gangguan Konsentrasi: Gula darah yang tinggi dapat memengaruhi fungsi otak, mengakibatkan gangguan konsentrasi dan kesulitan dalam mengambil keputusan.
5. Penglihatan Kabur: Kadar gula yang tinggi juga dapat memengaruhi sirkulasi darah ke mata, sehingga menyebabkan penglihatan menjadi kabur.
Penting untuk mencermati bahwa kadar gula darah yang tinggi sering kali tidak stabil dan berkaitan dengan gangguan hormon insulin. Untuk mengurangi kadar gula yang tinggi, kita perlu waspada terhadap bahaya makanan dan minuman manis yang tidak segera terasa dampaknya.
Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi asupan gula, seperti meningkatkan konsumsi air putih, mengonsumsi buah segar, mengurangi minuman bersoda, serta membatasi penggunaan gula pasir, cokelat, sirup, atau madu sebagai pemanis.
Salah satu upaya untuk mengurangi kebiasaan konsumsi gula berlebih guna mencegah obesitas sesuai dengan anjuran pemerintah adalah melakukan penyuluhan tentang pentingnya pembatasan konsumsi gula untuk kesehatan.Â
Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hubungan antara konsumsi gula berlebih dan risiko serta gejala klinis obesitas. Pendekatan ini berfungsi sebagai media komunikasi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran kolektif.
Mengurangi konsumsi gula adalah langkah krusial untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai masalah yang dapat timbul akibat kelebihan gula.
Dengan melakukan perubahan kecil dalam pola makan, kita dapat membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan dan minuman rendah gula yang lebih sehat dan bermanfaat bagi tubuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H