Mohon tunggu...
Septiza Niken Pratiwi
Septiza Niken Pratiwi Mohon Tunggu... -

Make a history in your life, not just a story

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stasiun Televisi Pertama Indonesia

23 November 2014   04:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:05 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Beberapa hari yang lalu saya pergi ke stasiun televisi pertama Indonesia, TVRI. Ini bukan pertama kalinya saya datang ke tempat ini, karena sebelumnya saat saya SMK juga sudah pernah berkunjung ke stasiun televisi pertama di Indonesia ini. Dan kali ini saya akan berbagi cerita tentang kunjungan saya kali ini yang sangat menarik.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia, yang berdiri pada tanggal 24 Agustus 1962. Siaran perdananya menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari Istana Negara Jakarta. Sampai saat ini, di usianya yang sudah 52th TVRI masih setia memberikan acara-acara menarik dan mendidik untuk Negara kita tercinta, Indonesia.

Kunjungan hari itu (17/11/14) kami didampingi oleh salah satu karyawan baru TVRI, yang sangat ramah dan baik dengan kami, namanya “Yongki”. Pertama-tama Mas Yongki membawa kami ke ruang VTR (video tape recorder). Video tape recorder adalah tempat penyedian materi-materi program siaran yang berbentuk tape atau kaset siap tayang seperti sinetron, program non-drama. VTR berfungsi merekam dan melihat rekaman pada proses produksi, dapat juga digunakan untuk meng-capture (mengubah rekaman dari kaset pita ke digital). Pada ruangan ini dikendalikan oleh dua orang. Didalam ruang VTR terdapat juga ruangan audio. Diruangan ini terdapat LCD dan mixer yang dikendalikan oleh satu orang.

Saat kami berkunjung ke studio News, disaat kebetulan kami dapat melihat langsung acara Indonesia Siang, jadi kami dapat melihat suasana yang sedang terjadi didalam studio saaton air. Selain kamera, distudio news kami juga bisa melihat Teleprompter (alat bantu baca khususnya bagi seseorang yang berbicara di depan kamera).

Setelah itu Mas Yongki mengajak saya dan sahabat-sahabat saya, untuk melihat ruang MCR(Master Control Room) yang berada diatas studio news. Ditempat ini, kami dijelaskan alat-alat yang ada ditempat ini dan diajarkan bagaimana cara mengoperasikannya, Disini mas yongki menjelaskan lebih detail dari tempat-tempat sebelumnya yang sudah kami datangi, karena ruang MCR yang berada disini memang tempatnya bekerja dan mengendalikan alat-alat yang ada ditempat itu.

Master Control Room (MCR) atau disebut juga ruang kendali siaran televisi merupakan ruangan yang berisikan perangkat teknis utama penyiaran dalam mengontrol segala proses siaran stasiun televisi. MCR menjadi pusat dari segala kegiatan produksi siaran yang ada di stasiun penyiaran televisi. MCR sangat penting karena semua materi siaran baik acara secara langsung (live) maupun rekaman di studio, atau kejadian yang langsung dari suatu lokasi di luar studio melalui OB Van atau mobil siaran, harus melalui MCR terlebih dahulu, sebelum akhirnya dipancarkan ke satelit. Materi siaran berupa iklan, logo stasiun televisi, program-program acara, running text dan sebagainya, semuanya telah disiapkan di MCR untuk ditayangkan.

Terakhir ia mengajak kami ke ruang transmisi. Tadinya ia menolak untuk ke ruangan ini, karena ruang transmisi hanya bisa dimasuki oleh petugas transmisi saja, tetapi karena ia ingin menolong kami mengerjakan tugas meliput ruang transmisi, akhirnya ia berusaha agar kami bisa masuk ke ruang transmisi ini.

Ruangan ini berfungsi untuk memancarkan acara yang sedang berlangsung atau taping ke pemancar pusat dan pada akhir nya sampai ke rumah para pemirsa melalui antena tv yang ada.

Ada dua terminal melengkapi sistem satelit, terminal pertama untuk mengirimkan signal transmisi ke satelit (uplink) dan terminal kedua mengurus penerimaan signal dari satelit (downlink) atau disebut juga TVRO (Television Receiving Only) yang dipakai di rumah-rumah, yakni antene parabola. Materi siaran dari MCR melalui uplink dikirimkan ke satelit. Kemudian signal diterima di satelit dan dikirimkan atau dipancarkan kembali (downlink) ke relay televisi tersebut.

Ini cerita perjalanan saya, sebenarnya saya juga ingin menceritakan perjuangan saya dan sahabat-sahabat saya saat menuju TVRI yang aneh tapi nyata, tapi sepertinya sudah banyak yang saya ceritakan disini. Terimakasih buat TVRI yang telah menerima kehadiran kami. Semoga TVRI tetap menjadi televisi kebanggaan Indonesia, tetap menyajikan acara yang mendidik dan menarik. Terimakasih juga buat Mas Yongki yang membantu kelompok saya bisa memasuki ruang transmisi ^^

Buat pembaca, terimakasih juga sudah mau membaca cerita saya yang panjang ini ^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun