Mohon tunggu...
Septiyanti Dwi Nugraheni
Septiyanti Dwi Nugraheni Mohon Tunggu... Guru - GURU SD NEGERI BAPANGAN JEPARA

Saya adalah seorang guru Sekolah Dasar yang mulai mengajar pada tahun 2005 setelah lulus kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta. Saya selalu tertarik dengan hal baru dan ingin mempelajari hal baru terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Saat ini saya sedang mengikuti Program Guru Penggerak Angkatan 5 dari Kabupaten Jepara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelas

9 November 2022   13:55 Diperbarui: 9 November 2022   14:10 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelas, salah satu tempat siswa memperoleh pengalaman belajar saat di sekolah. Tempat interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan siswa. Siswa berbagi ruang dengan teman lainnya. 

Selama ini guru adalah bahwa gurulah penguasa kelas. Gurulah yang menentukan kelas itu akan dijadikan seperti apa. Guru yang paling berhak "menguasai kelas". Guru menjelaskan materi, siswa hanya diam mendengarkan saja. Setelah mengerjakan soal yang belum tentu siswa bisa mengerjakannya

Jika hanya guru yang menguasai kelas, bagaimana dengan "hak" siswa. Karena sesungguhnya setiap siswa memiliki kemampuan, kemauan dan bakat yang luar biasa dan pasti berbeda dengan teman-temannya. Bagaimana siswa dapat menemukan dan mengembangkan bakat dan kemampuannya jika kelas dikendalikan dengan keberhasilan yang sama, yaitu nilai.

Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Guru sejatinya hanya membimbing, mengarahkan siswa sesuai bakat, kemampuan dan kemauannya. Dalam proses "menuntun" siswa diberi kebebasan. namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arah agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

Guru diibaratkan sebagai petani yang menyemai benih tanaman di sawah. Jika benih di tempatkan di sawah yang subur, cukup pengairannya, cukup mendapatkan sinar matahari maka petani akan menuai, memanen hasilnya dengan kualitas dan kuantitas yang baik.

Maka kelas diibaratkan sebagai sawah atau ladang bagi petani. Jika petani mampu mengolah sawah atau ladangnya dengan baik, dapat menjaga kesuburan tanahnya. Maka hasil panen pun akan melimpah ruah. tentunya juga dipengaruhi oleh faktor lain.

Begitu juga di dalam kelas. Jika guru mampu "mengolah" kelas dengan baik. Mampu memperhatikan kebutuhan siswanya, menjadikan kelas tempat yang nyaman saat belajar. Maka pasti keberhasilan Proses Belajar Mengajar akan dituai dengan gemilang. Siswa dapat menemukan dan mengembangkan bakat serta kemampuannya secara maksimal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun