Mohon tunggu...
Septiyanti Dwi Nugraheni
Septiyanti Dwi Nugraheni Mohon Tunggu... Guru - GURU SD NEGERI BAPANGAN JEPARA

Saya adalah seorang guru Sekolah Dasar yang mulai mengajar pada tahun 2005 setelah lulus kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta. Saya selalu tertarik dengan hal baru dan ingin mempelajari hal baru terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Saat ini saya sedang mengikuti Program Guru Penggerak Angkatan 5 dari Kabupaten Jepara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keyakinan Kelas, Salah Satu Wujud Budaya Positif Sekolah

8 November 2022   11:11 Diperbarui: 8 November 2022   11:15 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah “Menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat”. Dalam proses menuntun, anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh para pendidik agar anak tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya. Hal ini menjadi tema besar Kebijakan Pendidikan Indonesia yaitu MERDEKA BELAJAR

Salah satu tanggung jawab seorang guru adalah bagaimana menciptakan suatu lingkungan positif yang terdiri dari warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, saling bekerja sama sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik; dari kebiasaan-kebiasaan baik akan tumbuh menjadi karakter-karakter baik warga sekolah, dan pada akhirnya karakter-karakter dari kebiasaan-kebiasaan baik akan membentuk sebuah budaya positif.

Sebagai langkah awal untuk penerapan budaya positif, bisa dimulai dengan membuat kesepakatan kelas/keyakinan kelas. Dalam pelaksanaannya, kesepakatan kelas/keyakinan kelas ini harus melibatkan peserta didik. Menurut Gossen (1998), “Suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam atau memotivasi secara intrinsik. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan”

Adapun tujuan dilaksanakan kesepakatan kelas ini antara lain menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid, memunculkan keterlibatan murid dalam menentukan kelas yang diimpikan sehingga murid lebih bertanggung jawab akan keputusan yang mereka buat bersama-sama dan menumbuhkan komunikasi efektif antara murid dan guru.

Langkah-langkah untuk pembuatan kesepakatan kelas ini adalah dengan berdiskusi dengan murid bagaimana kelas impian mereka, bagaimana cara mewujudkan impian tersebut. Dari jawaban yang diberikan murid ini, guru mencoba merangkum menjadi poin-poin yang akan diterapkan di kelas. Untuk membuat poin ini, guru melakukan beberapa kesepakatan bersama dengan murid dan suasana kelas menajdi menyenangkan karena ada diskusi yang menarik. Dengan adanya keyakinan kelas yang sudah dibuat dan disepakati bersama-sama, diharapkan murid tak lagi terpaksa dan terancam dalam berbuat kebajikan yang sesuai nilai-nilai karakter. Sehingga melalui keyakinan kelas terciptalah budaya positif di kelas dan sekolah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun