Seorang guru adalah pemimpin pembelajaran di kelasnya. Begitu banyak potensi dan aset atau kekuatan yang kita miliki disekitar kita yang dapat kita optimalkan untuk menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Hal ini pula yang sedang dilakukan oleh seorang guru di SDN Cipanas Kota Serang.Â
Beliau memiliki prakarsa perubahan yang akan diterapkan di kelasnya. Yaitu "Mewujudkan Kelas yang Nyaman dan Menyenangkan untuk Belajar". Sesuai tahapan BAGJA, langkah awal yang beliau ambil adalah buat pertanyaan utama dari prakarsa perubahan yang sebelumnya sudah didiskusikan dengan teman sejawat. Pertanyaan Utamanya adalah bagaimana mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar. Saat di kelas beliau membuat pernyataan pemantik antara lain hal apa saja yang dapat membuat semangat belajar di kelas? dan hal apa saja yang kalian sukai dari kelas ini?
Langkah beliau selanjutnya adalah ambil pelajaran dengan memberikan kesempatan kepada muridnya untuk mengunjungi kelas 2 dan kelas 6 saat jam istirahat. Murid diajak mengambil pelajaran dari kelas lain untuk mengambil inspirasi bagaimana menciptakan kelas yang nyaman dan menyenangkan yang membuat semangat dalam belajar. Saat jam istirahat murid dibagi menjadi 4 kelompok. Mereka sangat antusias untuk melihat dan bertanya dengan siswa di kelas tersebut.
Tahapan BAGJA yang ketiga adalah gali mimpi. Dengan berkelompok, Murid diberi kesempatan untuk membuat desain kelas yang nyaman dan menyenangkan yang menjadi penyemangat belajar. Murid diberikan ruang untuk berekspresi menggambarkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar. Murid juga diberikan kesempatan untuk mempresentasikan bagaiman kelas impiannya dari masing-masing kelompok.
Jabarkan rencana adalah tahapan BAGJA berikutnya. Murid diajak berkontribusi menentukan kebutuhan kelas dan membuat daftar kebutuhan kelas untuk mewujudkan kelas impian. Ada beberapa hal yang disampaikan murid tentang kelas impian, yaitu lantai yang bersih, dinding yang penuh hiasan, tempat duduk yang dapat dirubah posisinya dan adanya rak buku dikelas yang memudahkan siswa membaca.
Tahapan BAGJA yang terakhir adalah atur eksekusi. Dari rencana yang sudah disusun di tahap sebelumnya, murid diberi kesempatan untuk mengambil peran, berkontribusi dalam pembagian tugas kelompok. Kelompok 1 bertugas membersihkan kelas, Kelompok 2 bertugas membuat hiasan didnding, Kelompok 3 bertugas menyusun bangku (tempat duduk) dan kelompok 4 bertugas menyusun buku. Selanjutnya mereka membuat kesepakaatan waktu yang tepat untuk memulai prakarsa perubahan yang sudah direncanakan.
Peran kita sebagai pemimpin pembelajaran dalam pemanfaatan aset adalah bagaimana kita dapat mengoptimalkan aset, potensi dan kekuatan yang kita miliki di sekitar kita untuk mewujudkan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan sesuai kebutuhan belajar, minat dan gaya belajar murid.
Modal utama yang dimiliki dalam video tersebut antara lain modal manusia yaitu murid yang bersemangat mewujudkan kelas impian mereka. Dan modal fisik berupa ruang kelas yang memadai untuk melaksanakan pembelajaran.
Dari video tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa ternyata melakukan sebuah perubahan dapat kita mulai dari hal yang sederhana yang sudah kita miliki dan mengoptimalkan aset yang sudah ada melalui tahapan BAGJA. Dan dengan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) kita dapat menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berfikir, kita diajak memusatkan perhatian pada apa yang sudah kita miliki dan menjadikannya inspirasi serta potensi yang positif, berpusat pada solusi bukan pada masalah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI