“Mas, Pak Haji apa sakit?” Dedi tiba-tiba menyusul Joni yang selepas sholat maghrib menuju ke dapur untuk mencuci gelas bekas untuk berbuka tadi.
“Aku nggak tahu.”
“Apa mas nggak coba ke rumah Pak Haji saja? Nanti kalau Pak Haji nggak datang lagi, yang mau jadi imam tarawih siapa?”
Joni tercenung. Benar apa kata Dedi, siapa yang akan menjadi imam sholat tarawih nanti kalau Pak Haji tidak datang. Yang paling penting Joni tahu kenapa Pak Haji tidak datang untuk sholat berjamaah hari ini.
Ditemani Dedi Joni tidak langsung pulang ke rumah. Dia mampir ke rumah Pak Haji dulu.
Tok tok tok
Tidak ada sahutan dari dalam. Pak Haji hanya hidup berdua dengan istrinya, anak-anaknya merantau ke kota lain. Kali kedua pintu diketok namun tetap tidak ada sahutan. Joni dan Dedi memutuskan untuk pulang. Mungkin Pak Haji sedang acara di luar rumah dan belum pulang.
Keluar dari halaman rumah pak Haji, ada sebuah mobil sedan berjalan pelan dan berhenti tepat di depannya
“Jon, nggak ada orang ya?” suara itu tidak asing bagi Joni. Di lihatnya ketika kaca pintu mobil diturunkan.
“Eh, Mas Abdi. Iya Mas, Pak Haji sepertinya tidak ada di rumah.” Abdi adalah salah seorang anak Pak Haji, ia sudah dua tahun di Jakarta dan hanya beberapa bulan sekali pulang.
Selepas memarkir mobilnya di halaman, Abdi menghampiri Joni dan DEdi yang masih berdiri di pinggir jalan.