Pendidikan dan pelatihan membentuk dasar yang kokoh bagi perkembangan individu dan masyarakat. Meskipun begitu, ada aspek yang sering kali diabaikan dalam proses ini, yaitu Pasal 40: Informed Consent. Apakah sebenarnya arti dari Informed Consent dan bagaimana perannya dalam konteks pendidikan dan pelatihan?
Konsep Informed Consent, yang merupakan persetujuan yang diberikan setelah individu sepenuhnya memahami konsekuensi tindakan yang akan diambil, merupakan prinsip etika kunci dalam bidang psikologi.Â
Dalam Kode Etik Psikologi, Pasal 40 menyoroti pentingnya informed consent dalam konteks pendidikan dan pelatihan psikologi. Pasal 40 menekankan perlunya menghormati hak setiap individu untuk memberikan persetujuan yang didasarkan pada pemahaman penuh terhadap informasi yang diberikan.Â
Dalam situasi pendidikan dan pelatihan, pasal ini berfungsi sebagai panduan etika yang penting untuk melibatkan peserta dalam kegiatan yang melibatkan risiko atau konsekuensi tertentu. Artikel ini akan menjelajahi makna Informed Consent dalam dunia pendidikan dan pelatihan psikologi, menyelidikinya secara mendalam, dan merumuskan cara terbaik untuk menerapkannya dengan efektif. Informed consent adalah proses di mana individu memberikan persetujuan setelah memahami informasi yang relevan untuk membuat keputusan yang bijaksana.Â
Dalam konteks pendidikan dan pelatihan psikologi, hal ini melibatkan memberikan penjelasan yang komprehensif kepada peserta atau subjek penelitian mengenai tujuan, metode, risiko potensial, manfaat, dan hak-hak yang mereka miliki. Informed consent berdasarkan Pasal 40 Kode Etik Psikologi Indonesia adalah persetujuan seseorang untuk menjalani segala proses dalam bidang psikologi, baik penelitian, pendidikan dan/atau pelatihan/evaluasi, intervensi, dan konseling psikologis atau psikoterapi. Pasal 40 Kode Etik Psikologi Indonesia mengatur bahwa psikolog dan/atau ilmuan psikologi yang melakukan pendidikan dan/atau pelatihan harus memperoleh persetujuan yang tercantum dalam standar informed consent, kecuali pelatihan yang dilakukan tidak tercakup dalam peraturan atau undang-undang pemerintah. dan pelatihan dilakukan dalam kerangka kegiatan pendidikan, kelembagaan atau organisasi, seperti kondisi promosi.
Mengapa informed consent begitu penting? Ini tidak hanya berkaitan dengan kepatuhan pada regulasi; hal ini mencerminkan integritas, penghormatan, dan keadilan dalam praktik psikologi. Informed consent memungkinkan peserta membuat keputusan dengan kesadaran penuh, melindungi mereka dari risiko yang tidak perlu, dan membangun kepercayaan antara praktisi, pendidik, dan peserta. Signifikansi informed consent dapat dijelaskan melalui poin-poin berikut:
- Pemahaman yang Jelas. Informed consent memberikan pemahaman yang jelas kepada peserta tentang apa yang akan mereka alami selama pendidikan atau pelatihan. Ini membentuk dasar yang kuat untuk keterlibatan aktif dan sukarela.
- Perlindungan Peserta. Pasal 40 juga berfungsi sebagai langkah perlindungan bagi peserta. Mereka memiliki hak untuk mengetahui dampak potensial, risiko, dan manfaat dari pengalaman pendidikan atau pelatihan, memungkinkan mereka membuat keputusan yang lebih baik.
- Etika dan Transparansi. Informed consent menciptakan lingkungan pendidikan yang etis dan transparan. Ini memastikan bahwa penyedia layanan bertanggung jawab dan tidak menyembunyikan informasi yang mungkin memengaruhi keputusan peserta.
- Peningkatan Kualitas Pendidikan. Dengan peserta yang sepenuhnya memahami apa yang mereka hadapi, kualitas pendidikan dan pelatihan dapat meningkat. Peserta yang terlibat secara sadar cenderung lebih termotivasi dan mampu mengatasi tantangan yang mungkin muncul.
Signifikansi Informed Consent dalam Konteks Pendidikan dan Pelatihan
- Memberdayakan Partisipan. Memberikan Informed Consent memungkinkan pemberdayaan individu dalam konteks pendidikan dan pelatihan. Dengan menyediakan informasi secara transparan, peserta memiliki pengetahuan yang memadai, memungkinkan mereka membuat keputusan yang lebih cerdas dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Jaminan Proteksi Hukum. Pasal 40 berfungsi sebagai jaminan perlindungan hukum bagi peserta. Melalui pemberian izin yang berisi informasi lengkap, institusi pendidikan dan pelatihan tidak hanya memasukkan peserta ke dalam kegiatan secara etis, tetapi juga menjaga mereka dari potensi risiko hukum.
- Penciptaan Lingkungan yang Aman. Informed Consent memiliki peran kunci dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan terbuka. Peserta merasakan penghargaan dan hormat sebagai individu yang memiliki hak untuk mengetahui serta memahami setiap tahap proses pendidikan yang mereka jalani.
Pasal 40 membuka pintu ke pemahaman yang lebih dalam tentang Informed Consent dalam pendidikan dan pelatihan. Ini bukan sekadar kewajiban hukum, tetapi fondasi etis yang membangun kepercayaan, keamanan, dan penghargaan dalam proses pendidikan. Memahami dan menghormati hak individu untuk memberikan izin dengan penuh pemahaman adalah langkah penting menuju pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan.
ReferensiÂ
Pebrina, A. R., Najwan, J., & Alissa, E. (2022). Fungsi Penerapan Informed Consent sebagai Persetujuan pada Perjanjian Terapeutik. Zaaken: Journal of Civil and Business Law, 3(3), 468-486.Â
PRAMIARI, N., & SUKMA, M. A. (2022). TINJAUAN YURIDIS TERHADAP INFORMED CONSENT DALAM PENGGUNAAN LAYANAN PSIKOLOGI DITINJAU DARI KUHPERDATA (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR).Â