Mohon tunggu...
septiosaputra
septiosaputra Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan swasta

Hai, saya akrab dipanggil Tio. Nice to meet u !

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kenali kopimu, lebih akrab dengan konsep 'slow bar'

10 Desember 2024   12:15 Diperbarui: 10 Desember 2024   12:32 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : Galeri Pribadi

Dunia perkopian kini kian berkembang pesat. Menurut saya, ini bukan lagi perkara gaya hidup. Melainkan sudah menjadi budaya yang sudah berkembang dan menjadi populer. Kalian harus coba dine-in di kedai dengan konsep 'slow bar'. Sebuah subkultur dari skena perkopian yang dijamin bisa menambah pengalaman baru kalian seputar kopi.

Berbeda dari kedai kopi pada umumnya, 'slow bar' tidak hanya menyajikan kopimu selagi hangat. Sejarah atau cerita menarik dibalik kopi apa yang akan kamu sruput masuk kedalam perut akan menjadi topik hangat disela-sela ngopimu disana. Perbedaan 'slow bar' pada kedai kopi umumnya, dapat kita rasakan pada saat pertama kali masuk kesana.

Aroma kopi dengan sopan masuk ke indera penciuman kita. Suasana yang hangat, serta senyum ramah baristanya. Serta meja seduh yang sengaja didesain agar saling memudahkan interaksi antara barista dan pengunjung, yang seolah tanpa sekat. Kemudian, dari pilihan menu yang ditawarkan juga tidak terlalu neka-neko seperti kedai 'fast bar' pada umumnya. Yang menjadi tujuan para pecintanya biasanya adalah seduhan V60 atau japanese ice ; kopi yang diseduh manual dengan alat dripper V60 dengan beragam pilihan biji single origin dari suatu daerah tertentu. Pembuatannya juga agak lama dari menu biasanya. Butuh pemahaman baik dan teknik beragam si Barista. Disini lah letak seninya. Bisa melihat langsung kopi ter-ekstraksi sempurna di depan mata dan berinteraksi seputar kopi bisa menjadi terapi tersendiri, bagi saya. Kamu bingung dengan rasa dan baru pertama kali coba? jangan takut bertanya atau dinilai. Disitu lah daya tariknya 'slow bar' bagi kita yang mau menambah wawasan baru tentang kopi tanpa harus takut di-judge.

Mungkin 'slow bar' tidak se fancy atau menjadi pilihan reuni nongkrong ramai bersama teman lama seperti yang banyak ditawarkan pada kedai umumnya. Disini kamu bisa lebih dekat dan peka, dengan apa yang ada di depan dan sekitarmu. Setidaknya kita bisa mengetahui apa yang masuk ke dalam perut kita dan menghargai segala prosesnya, puncaknya adalah rasa syukur. Begitulah kiranya pengalaman saya berkunjung yang bukan pertama kali lagi bagi saya. Kalau punya banyak waktu dan tenaga serta uang, ingin rasanya mengunjungi 'slow bar' yang ada di seluruh Nusantara. Hehe. Akhir kata, jangan lupa bahagia. Tabik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun