SBY lagi-lagi bikin kejutan. Pada hari HUT Partai Demokrat sekaligus ulang tahunnya ke-69, SBY mengeluarkan instruksi untuk kader Partai Demokrat, yakni "Kader Bantu Rakyat"
Ini menarik. Saat para politisi berteriak-teriak ganti presiden atau tetap Jokowi, SBY muncul dengan isu yang paling dasar, isu kerakyatan karena di tengah gonjang-ganjingnya politik nasional, perekonomian Indonesia, hingga gesekan sosial di tengah-tengah masyarakat, sejatinya rakyatlah yang paling menderita.
Bukan berarti Pilpres tidak penting. Pilpres sangat penting dalam upaya menyeleksi figure yang tepat untuk memimpin Indonesia melalui guncangan-guncangan kehidupan rakyat sekarang ini.
Tetapi kompetisi Pilpres tidak boleh jadi alasan untuk lalai dalam "mengurus" rakyat. Pilpres dan "mengurus" rakyat bukan dua pilihan yang saling meniadakan, melainkan dua hal yang bisa berjalan parallel, bisa berjalan bersama-sama.
Jangan sampai, hanya karena mengejar kemenangan pilpres sehingga politisi jadi abai dengan hak dan kewajibannya kepada konstituennya. Jangan sampai pula pemerintah, hanya gara-gara Jokowi hendak maju periode kedua, lantas menggelontorkan program-program gincu yang bagus secara citra tetapi miskin secara dampak.
Pada titik inilah SBY hadir untuk mengingatkan kembali bahwa esensi dari politik adalah mengupayakan pemerintahan yang mensejahterakan rakyat, pemerintah yang mendengar dan mencari solusi atas jerit rakyat. Esensi inilah yang terkesan tidak bergaung selama ini, kalah keras dari jerit ganti atau lanjut presiden.
Menariknya, seruan SBY ini ditekankan khusus kepada Partai Demokrat. Artinya, kader-kader Partai Demokrat harus semakin  terjun bersama rakyat, harus semakin menolong rakyat yang kesusahan. Bagi kader-kader yang sudah berdampakguna untuk rakyat, mestilah melipatgandakan dampak gunanya itu.
Seruan SBY untuk kader-kader Partai Demokrat juga menunjukan filosofi kepemimpinan SBY. Pemimpin harus menjadi suri tauladan bagi yang dipimpin. Ketimbang mengurusi pihak-pihak di luar dirinya, SBY fokus pada pihak yang nyata-nyata bisa dia gerakan, yakni kader-kader Partai Demokrat. Harapannya, ketulusan kader-kader Demokrat bisa menginspirasi politisi lainnya untuk meneladani.
Di sinilah kecerdasan SBY dalam menentukan posisinya. Dia paham kapan harus bersikap sebagai Presiden RI ke-6, sebagai negarawan dan guru bangsa, serta sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Posisi ini tidak pernah tumpahtindih. Semuanya berlangsung penuh harmoni.
Sebagai rakyat Indonesia, saya amat berterimakasih atas pengabdian SBY bagi bangsa dan negara ini. Sungguh pengabdian yang besar yang akan selalu kami ingat, catat dan teladani. Akhir kata sayaa bersyukur semoga SBY selalu berada dalam keadaan sehat dan berada dalam lindungan Allah swt.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H