Kearifan lokal menjadi sesuatu yang cukup penting untuk dikenalkan dan diaplikasikan pada siswa. Kearifan lokal dapat diintegrasikan dengan perkembangan teknologi yang sampai kapanpun akan terus terjadi karena pada dasarnya manusia membutuhkannya untuk meringankan kehidupannya.Â
Hal ini telah diwujudkan dalam salah satu strategi pembelajaran berbasis etno-STEM. Strategi pembelajaran berbasis etno-STEM telah mampu mengenalkan kepada siswa tentang kearifan lokal untuk memahami konsep IPA khususnya di SMP.
Dalam kegiatan pembelajaran, ada 3 hal yang perlu dilakukan oleh guru yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pembelajaran akan berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada perencanaan, seorang guru harus menyiapkan perangkat dan instrumen pembelajaran.Â
Perangkat dan instrumen berbasis etno-STEM telah dikembangkan dan terdaftar di Hak Kekayaan Intelektual, sehingga guru hanya mengimplementasikan atau melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario pada perangkat dan instrumen tersebut. Pada evaluasi, guru melakukan review terhadap ketuntasan hasil belajar siswa, apakah tuntas atau perlu dilakukan remedial.
Kegiatan pendampingan ini dimaksudkan untuk memberikan pendampingan terhadap ketiga hal kegiatan pembelajaran dengan mencatat kendala-kendala yang dihadapi serta membantu guru untuk mencari alternatif solusi terhadap kendala yang dihadapinya. Hasil pendampingan ini diperoleh kendala sebagai berikut:Â
1) pada materi memahami sistem pernapasan siswa mengalami kesulitan dalam membedakan cara bernapas orang di sekitar tambak, area industri/ pabrik, dan sawah karena dirasa tidak berbeda;Â
2) siswa kesulitan dalam membuat model alat/ produk yang dihasilkan seperti struktur hewan dan tumbuhan khas Sidoarjo; danÂ
3) siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal karena memiliki konten pengetahuan sains untuk kearifan lokal Sidoarjo.Â
Namun, beberapa hal membuat siswa menjadi senang belajar IPA karena 1) menjadikan kearifan lokal Sidoarjo sebagai model untuk materi IPA merupakan hal baru, 2)model produk yang dihasilkan bervariasi sesuai dengan materi yang dipelajari, dan 3) siswa semakin mengenal kearifan lokal Sidoarjo melalui mata pelajaran IPA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H