Mohon tunggu...
Politik Pilihan

Generasi "Millennial" dan Politik Negeri Ini

21 Desember 2017   10:38 Diperbarui: 21 Desember 2017   10:44 2148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pernahkah kalian terpikir apa sebenarnya yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kita? Atau mungkin kalian pernah bertanya-tanya mengapa aturan di Indonesia begini, dan mengapa aturan di Indonesia begitu. Mengapa misalnya Indonesia bisa memiliki UU ini dan itu, siapa sebenarnya yang membuat itu semua? Namun, terkadang pertanyaan-pertanyaan seperti ini berakhir dengan, "yasudahlah bukan urusan saya". Jawabannya tepat berada di kalimat pertama paragraf ini. Ya, DPR-lah yang membuat peraturan-peraturan UU itu semua.

Pertanyaan kedua, untuk siapa DPR membuat peraturan tersebut? Untuk Anda? Untuk saya? Untuk presiden? Untuk kekasih Anda? Mari kita melihat apa yang ada di sekeliling kita. Mari kita memikirkan mengapa saat ini Indonesia sedang ribut soal penistaan agama, banyak perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia, ada demo yang selalu rutin dilakukan setiap hari Kamis di depan istana merdeka, ada perusahaan yang berlabel 'negara' tapi juga banyak perusahaan luar negeri yang berdiri di Indonesia. Semua hal di atas merupakan hasil dari produk hukum yang dibuat oleh DPR.

Tanpa kita sadari, sebenarnya kehidupan kita di Indonesia hari ini sedikit banyak dipengaruhi oleh produk hukum yang dihasilkan oleh DPR. Sebab DPR-lah yang menghasilkan UU. Ya, UU lah yang menjadi dasar peraturana dari sekian banyak peraturan-peraturan yang bersifat teknis di Indonesia. Bahkan, peraturan yang dibuat oleh Presiden, Menteri, Jaksa Agung, dan pejabat negara lainnya harus berdasarkan UU yang telah dibuat oleh DPR. Lalu, pertanyaan selanjutnya adalah, apakah kita sudah sepenuhnya menyadari itu semua?

Generasi milenial, begitu katanya menyebut bocah-bocah zaman sekarang. Dengan istilah lain yang lebih absurd, kids zaman now.Beberapa artikel yang saya baca mengenai karakteristik generasi ini, diantaranya menyebutkan bahwa partisipasi generasi ini tidak partisipatif terhadap politik dan cenderung egois. Bahkan, ada yang menyebutkan bahwa politik bagaikan suatu hal jauh di luar planet bumi bagi generasi ini. Padahal dalam UU kita terkandung nilai-nilai kebersamaan, setiap UU dibuat untuk kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan individu.

Sebagai generasi yang melek teknologi, seharusnya juga melek politik. Sebab informasi sangat bisa dijangkau dalam ruang dan waktu yang luas. Hal ini baik bagi keberlangsungan fungsi DPR sebagai "wakil rakyat" dimana kita sebagai rakyat, perlu memberikan pengawasan terhadap DPR. Jangan sampai DPR membuat peraturan yang tidak sesuai dengan konstitusi kita Pancasila. Mungkin beberapa orang akan mengatakan bahwa generasi milenial berpartisipasi kepada politik dengan merespon problematika masyarakat secara langsung. Namun, yang perlu disadari adalah, selama peraturan UU itu masih berlaku, maka masalah apapun di Indonesia juga akan terus berjalan.

Hidup di zaman yang disebut sebagai zaman milenial, sehingga melahirkan generasi yang milenial, memang terdapat untung-ruginya. Namun, melihat bahwa generasi milenial yang seolah abai terhadap perpolitikan di Indonesia, dalam hal ini DPR sebagai representatif konsitutennya, menimbulkan kekhawatiran tersendiri yang akan berdampak pada masa depan Indonesia. Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang bersatu dan peduli sesama, sebab itulah Pancasila lahir sebagai nilai-nilai yang menyeluruh. Sebab itu pula, kita tidak beraliran liberal maupun sosialis, sebab kita memahami diri Indonesia bukan sebagai masyarakat yang individualis, tetapi bukan juga ekstrem yang sama rata sama rasa. Kita menghargai kehidupan orang lain dengan tetap menjalan kehidupan kita sendiri.

Lembaga legislatif yang menjadi perwakilan konstituen, apabila tidak diawasi oleh konstituennya, maka akan terjadi penyalahgunaan kekuasaan. Kita lihat apa yang terjadi hari ini di DPR, tentu kalian tahu kasus yang menimpa salah satu pejabat tinggi DPR. Apakah itu suatu cerminan wakil konstituen? Wakil rakyat? Lalu, apakah kita akan masih sibuk dengan gadget kita dan memposting urusan pribadi kita, ketimbang mengawasi orang-orang yang kita beri amanah di lembaga tersebut? Semuanya kembali kepada diri masing-masing, dan sebaiknya kita mulai memikirkan negeri ini mulai sekarang, sebab saya dan Anda adalah generasi penerus negara ini, generasi milenial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun