Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan guru didalam kelas dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa (Timlinson, 2002:45). Â Guru dituntut untuk mampu membangkitkan kreativitas peserta didiknya. Namun, potensi setiap siswa berbeda-beda, ada yang aktif berbicara di depan kelas dan ada pula yang pemalu. Bagaimana cara memaksimalkan kreativitas siswa aktif dan pemalu? Pertama, untuk siswa aktif, guru dapat memberikan tanggung jawab lebih dalam pembelajaran seperti membantu teman yang kesulitan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Hal ini dapat mengasah kemampuan berpikir kritis dan komunikasi siswa. Sementara untuk siswa pemalu, guru bisa memberikan kesempatan berdiskusi dalam kelompok kecil atau mengerjakan tugas secara individu yang tidak di depan kelas. Kedua, guru dapat memberikan materi pembelajaran dengan cara yang berbeda-beda sesuai minat dan kemampuan siswa. Untuk siswa aktif yang kreatif secara visual, guru bisa memberikan tugas berupa desain, ilustrasi, atau karya seni. Sedangkan siswa pemalu yang lebih suka belajar secara mandiri, guru dapat memberi soal-soal tertulis atau tugas penelitian yang dikerjakan secara individual.Â
Berdasarkan kebutuhan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa, pembelajaran berdiferensiasi dapat mengakomodasi keragaman untuk memenuhi tujuan pembelajaran (Rofiul et al., 2023). Dengan demikian, potensi kreativitas kedua jenis siswa ini dapat terakomodasi dengan baik. Pemanfaatan teknologi juga bisa dimaksimalkan untuk mendorong kreativitas siswa aktif maupun pemalu. Bagi siswa aktif yang senang berdiskusi, guru dapat mengatur forum interaksi daring. Sedangkan siswa pemalu yang lebih nyaman berkolaborasi secara online bisa diberi tugas membuat video presentasi tentang diri sendiri, membagikan pengalaman, atau berbagi cerita tentang hal-hal yang mereka sukai. Tujuan Meningkatkan keberanian siswa dalam berbicara meningkatkan rasa percaya diri melalui pengalaman berbagi cerita.Â
Adapun Potensi Peserta Didik Aktif dan Pemalu, terdapat 3 Potensi peserta didik yang Aktif 1. Prestasi Akademik: Kemampuan untuk mencapai hasil akademik yang tinggi karena keterlibatan aktif dalam belajar. 2. Kepemimpinan: Potensi untuk menjadi pemimpin dalam berbagai kegiatan karena kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi. 3. Kreativitas dan Inovasi: Kemampuan untuk berpikir kreatif dan menghasilkan ide-ide baru. Sedangkan potensi peserta didik Pemalu terdapat 4 yaitu 1. Pendengar Baik: Kemampuan untuk mendengarkan dengan seksama dan memahami informasi dengan baik. 2. Konsentrasi Tinggi: Siswa pemalu sering kali memiliki kemampuan konsentrasi yang baik karena mereka lebih fokus pada tugas individu. 3. Kreativitas: Siswa pemalu bisa sangat kreatif dalam situasi di mana mereka merasa nyaman dan tidak tertekan. 4. Pemecahan Masalah: Kemampuan untuk memecahkan masalah secara mandiri karena mereka cenderung reflektif dan analitis.Â
Adapaun strategi guru sendiri memaksimumkan potensi peserta didik aktif dan pemalu yaitu Memberikan Tantangan Akademik, mendorong kepemimpinan, memberikan variasi metode pembelajaran dan feedback yang konstruktif. Sedangkan yang pemalu diberikan cara sabagai berikut memciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, metode belajar yang bervariatif, fasilitas interaksi sosial yang bertahap, pendekatan personal, penggunaan teknologi dan pemberian waktu untuk berfikir. Pendekatan untuk kedua jenis peserta didik tersebut 1. Diferensiasi instruksi sesuikan metode pengajaran dengan kebutuhan individu peserta didik, baik yang aktif dan pemalu. 2. Membagun hubungan yang positif, guru mampu megenal setiap peserta didik dan minat peserta didik. 3. Penggunaan penilaian formatif yaitu penilaian yang berkelajutan dan penilaian diri.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah metode pengajaran yang menitik beratkan pada kebutuhan belajar siswa dalam hal kesiapan belajar, profil belajar, minat, dan keterampilan (Aprima & Sari, 2022). Diferensiasi pembelajaran melalui pendekatan yang beragam akan memungkinkan guru untuk memaksimalkan potensi kreativitas setiap siswa, baik yang aktif maupun pemalu. Dengan begitu, tujuan pembangunan karakter kreativitas dapat tercapai secara optimal.
Mendorong kreativitas melalui diferensiasi pendekatan yang efektif untuk memaksimalkan potensi setiap peserta didik, baik yang aktif maupun pemalu. Dengan memahami perbedaan individu dalam belajar, guru dapat merancang strategi yang inklusif dan adaptif. Diferensiasi memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan gaya, minat, dan kemampuan mereka, sehingga setiap peserta didik mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang. Peserta didik yang aktif dapat diarahkan untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan bekerja dalam kelompok, sementara peserta didik yang pemalu dapat diberikan dukungan melalui tugas-tugas individu atau dalam lingkungan yang lebih tenang. Dengan demikian, setiap siswa dapat merasa dihargai dan termotivasi untuk mengembangkan kreativitas mereka.Â
Dalam era pendidikan yang semakin kompleks, diferensiasi menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan kreatif. Guru memiliki peran penting dalam memahami dan menghargai perbedaan individu, serta menerapkan strategi yang tepat untuk mendukung perkembangan semua peserta didik. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat memastikan bahwa setiap siswa, baik yang aktif maupun pemalu, dapat mencapai potensi maksimal mereka dan berkontribusi secara kreatif dalam dunia yang terus berkembang. Mari kita terus mendorong kreativitas dan inovasi di dalam kelas, untuk menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan dimasa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H