Mohon tunggu...
Septia Rahayu
Septia Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Saya adalah mahasiswi sarjana terapan Destinasi Pariwisata, Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Usai Berita Kematian Nia Penjual Gorengan, Warga Sekitar Antusias ke Makamnya dan Menimbulkan Komentar Negatif

8 Desember 2024   13:20 Diperbarui: 8 Desember 2024   13:29 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kunjungan ke makam, (Sumber : @/rafliputraminang on TikTok)

Beberapa bulan yang lalu, warga Sumatera Barat terutama daerah Kayu Tanam, Padang Pariaman digemparkan dengan kematian gadis penjual gorengan, bernama Nia Kurnia Sari (18). Penyebab tewasnya Nia diduga dibunuh dan diperkosa oleh Indra Septiawan (28). Saat ini tersangka sudah ditangkap dan dalam proses hukuman.

Singkat cerita, ia sudah berjualan gorengan semenjak sekolah hingga setelah lulus SMA, Nia berjualan gorengan keliling untuk mengumpulkan uang biaya kuliahnya. Namun, beberapa hari tidak pulang dan tidak ada kabar, ia ditemukan tewas dibawah tumpukan tanah tanpa busana.

Setelah kasus ini terungkap, banyak warga yang mengunjungi rumah dan pemakaman Nia. Awalnya kunjungan warga sekitar hanya sebagai bentuk rasa bela sungkawa dan berduka cita, namun banyak juga dari mereka yang memanfaatkan berita viral ini sebagai popularitas mereka. Bermula dari ibu-ibu yang memvideokan rumah Nia beserta tour kamar Nia, lalu mempostingnya di platfrom media sosial sehingga banyak yang turut prihatin dan simpati dengan kasus kematian ini.

Namun, semakin lama berita ini semakin dilebih-lebihkan warga sekitar. Semakin banyak orang-orang yang dari luar kota berdatangan ke rumah dan makam Nia. Mereka justru memvideokan dan memposting di media sosialnya, sehingga menimbulkan banyak hujatan dari netizen. Terlebih lagi adanya pembuatan tugu, jalan dengan nama “Nia Kurnia Sari”, dibuatkan lagu, bahkan kamarnya dijadikan museum. Hal tersebut mendatangkan komentar-komentar negatif dari netizen Indonesia.

“Menurutku ini udah berlebihan sih, malah dibikin kayak gitu, traumanya ga bakal ilang-ilang dibuatin tugu segala, bela sungkawa ajalah sewajarnya ya, inget kasus orang lain yang diperkosa 14 orang itu gak gini amat,” @/Yltastore on TikTok.

“Trus mereka pada bantu ga itu? Hasil dari lagunya, kalo dateng bawa makanan seenggaknya,” @/M on TikTok.

Foto kunjungan ke makam, (Sumber : @/rafliputraminang on TikTok)
Foto kunjungan ke makam, (Sumber : @/rafliputraminang on TikTok)

Tak hanya itu, warga yang datang ziarah ke makam Nia selalu membawakan bunga hingga makam Almh tertumpuk dengan bunga yang tinggi. Banyak juga warga yang memfoto dan menjadikan konten untuk diposting dimedia sosialnya. Sedangkan sebagai seorang penziarah, ada hal-hal yang dilarang salah satunya adalah memfoto dan menjadikan konten ziarah ke pemakaman. Dengan begitu masyarakat yang datang ziarah memanfaatkan kasus ini sebagai bahan postingannya di media sosial dan hal tersebut sangat disayangkan sekali karena itu bukanlah termasuk rasa simpati semata, melainkan ada maksud lain dibalik hal itu.

Baru-baru ini juga digemparkan dengan pembuatan lagu untuk mengenang Nia Kurnia Sari yang berjudul “Nia Anak Surga,” “Dek Bansaik Mangko Tabuang,” “Anak Sarugo Kayu Tanam,” “Bajojo Goreang Basabuang Nyao.” Tetapi pada salah satu video klip lagu tersebut ada adegan si penyanyi duduk diatas makam. Hal itu menimbulkan komentar negatif dari masyarakat. “Ga pernah semalu ini jadi warga Indonesia.”  Hingga sampai saat ini banyak konten-konten yang sengaja dibuat untuk mencari views yang banyak, seperti membuat konten parodi gaya dan nada bicara Nia saat berjualan gorengan.  

Jika ditinjau dari beberapa aspek, kita tidak bisa menyalahkan pihak keluarga saja. Hal ini menjadi sangat berlebihan karena ke-fomoan warga Indonesia akan hal-hal atau berita yang viral. Masih banyak kasus-kasus dengan topik yang sama, namun tidak terlalu diviralkan berlebihan sampai dibuatkan lagu, tugu, museum dan jalan dengan nama Almh. Sebagai masyarakat yang bijak, seharusnya cukup mendoakan dan menjadikan kasus itu sebagai pembelajaran agar tidak ada kejadian yang terulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun