Lumajang, 2 Agustus 2024, "Desa Peduli Lingkungan dan Energi Terbarukan" adalah isu dari tema KKN UMD 2024. Berdasarkan isu terpilih, KKN UMD Universitas Jember Kelompok 227 merancang sebuah program kerja yang memadukan kedua isu tersebut menjadi suatu produk yang diharapkan dapat lebih dikenal di masyarakat, yakni Biobriket. Bagi sebuah desa dengan mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah sebagai petani, biobriket dapat menjadi suatu ide yang tidak hanya dapat mendukung terbentuknya UMKM baru di Desa Rojopolo, akan tetapi juga sebagai bentuk pemanfaatan baru dari limbah terutamanya sekam padi untuk menjadi suatu barang yang dapat digunakan kembali. Inilah yang melandasi Biobriket sebagai suatu cerminan solusi dari isu yang telah ditemukan. Melalui premis ini, Kelompok KKN 227 melaksanakan program kerja "Demonstrasi Biobriket" yang ditujukan kepada kelompok tani Rojopolo.
Program kerja Demonstrasi Biobriket diselenggarakan di rumah ketua kelompok tani Desa Rojopolo Bapak Hj. Hadi, tepatnya pada saat pertemuan rutin kelompok tani. Pertemuan rutin ini dihadiri oleh kepala desa Rojopolo, Ibu Hj. Sukiyanti, yang turut memberikan sambutan pada acara ini. Memasuki acara inti, pembawa acara mempersilahkan Kelompok KKN 227 untuk mulai melakukan demonstrasi. Demonstrasi Biobriket diawali dengan sosialisasi terlebih dahulu, yakni presentasi mengenai Biobriket. Apa itu Biobriket? Biobriket merupakan suatu bentuk dari energi terbarukan, yang memanfaatkan limbah pertanian seperti sekam padi dan ampas tebu untuk dikelola menjadi arang. Berdasarkan sifatnya yang memanfaatkan limbah untuk dikelola menjadi energi terbarukan, Biobriket dapat menjadi suatu ide yang sangat bermanfaat terutama bagi kalangan petani. Tidak hanya sebagai bentuk kepedulian lingkungan dengan mendaur ulang limbah yang pada umumnya dibuang begitu saja, akan tetapi juga memberikan suatu inovasi baru yang dapat memberikan suatu ide bisnis UMKM yang memiliki potensi untuk berkembang di Desa Rojopolo.
Sosialisasi Biobriket mencakup penjelasan tentang pengertian, kegunaan dan pemanfaatan dari Biobriket, bahan yang diperlukan dan juga cara pembuatannya. Kemudian, sosialisasi dilanjutkan dengan demonstrasi langsung pembuatan Biobriket. Hal ini dilakukan agar masyarakat kelompok tani dipastikan dapat memahami dan melihat secara langsung tahapan dan teknik dalam pembuatan Biobriket. Diawali dengan proses pembakaran sekam padi hingga hangus, kemudian ditumbuk dan disaring hingga menjadi seperti bubuk. Langkah selanjutnya dengan mencampur bubuk sekam padi dengan larutan tepung tapioka yang sudah mengental. Setelah tercampur rata, barulah adonan briket dicetak dan dikeringkan hingga dapat digunakan.
Selama demonstrasi berlangsung, audiens yang hadir turut antusias untuk memahami pembuatan biobriket. Beberapa pertanyaan pun diajukan terkaitnya seperti, "Apakah ada alternatif lain selain tepung tapioka?", "Apakah bisa jika sekam yang sudah halus digunakan lalu dioven tanpa ditumbuk terlebih dahulu?", dan "1 briket dapat bertahan berapa lama saat dibakar?". Sesi tanya jawab tersebut dilakukan bersamaan ketika demonstrasi biobriket berlangsung, hal tersebut agar ketika audiens dari kelompok tani memiliki pertanyaan terkait Biobriket, pertanyaan tersebut dapat langsung ditanyakan dan dijawab sembari melihat secara langsung proses pembuatan Biobriket.
Kegiatan diakhiri dengan penyerahan sertifikat oleh Kelompok KKN 227 kepada Ketua Kelompok Tani Bapak Hj. Hadi sebagai ucapan terima kasih atas dukungan dan kesempatan yang telah diberikan bagi Kelompok KKN 227 sehingga dapat menjalankan program kerja ini. Melalui Demomstrasi Biobriket, kegiatan ini diharapkan mampu untuk memberikan manfaat bagi petani Rojopolo terutama dalam hal pengolahan limbah pertanian menjadi suatu produk yang berguna, dan juga mampu menjadi suatu ide demi perkembangan UMKM Desa Rojopolo.
Penulis: Kelompok KKN 227
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H